Permainan politik identitas. Tidak bisa disangkal salah satu yang paling masif ya PKS. Dan itu memang juga masih cukup menjual. Bagaimana komponen anak negeri ini masih suka primordialisme, kesamaan dalam banyak hal, belum lagi ketika atribut surga dan neraka pun dibawa dalam pemilu.
Polemik DKI-02 yang selalu saja diangkat selama masa kampanye, sedikit banyak membuat pemilih terkesan dan memberikan dampak psikologis. Lagi-lagi drama politik korban dipertontonkan. Jual derita sebagai partai yang dijadikan korban, perilaku tidak adil menjadi andalan. Toh bisa juga dan mendapatkan hasil.
Dalam banyak kasus polemik, PKS aman, cenderung tidak menjadi sasaran yang telak, sebagaimana pada Demokrat dan Gerindra. Main aman dan nyaman, di tengah badai polemik koalisi. Tidak demikian kuat dampak menerpa mereka. Presiden PKS mengatakan kampanye negatif bolehlah ternyata dilakukan dengan cukup sukses. Mereka malah tidak jatuh dalam cara berkampanye yang sangat buruk. Memang beberapa melakukan itu, namun sering balasan lepas dari PKS, contoh dalam diri Fahri atau HNW.
Perolehan PKS yang naik ini, di tengah catatan lain, patut menjadi cerminan bagi partai lain di dalam membangun partai ke depan. Cara-cara yang ditempuh dan pola kaderisasi sukses mempertahankan, bahkan naik. Â Model awal plus beberapa point menjadi penting.
Di balik kontroversinya, toh masih ada sisi lain yang bisa menjadi pembelajaran bersama terutama partai-partai kalau mau eksis, ada yang diperbaiki, ada pula yang memang secara obyketif baik. Dan itu bisa menjadi pedoman di dalam membangun dan membesarkan partai tentunya.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H