Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rizieq Shihab Makin Terpojok oleh Kartu Truf Yusril

5 April 2019   07:10 Diperbarui: 5 April 2019   07:41 7660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama, sikap tanggung jawab bersama-sama kita tentu melihat bagaimana bertanggung jawab di dalam ucapan perbuatan atas kedua tokoh tersebut. Jelas satunya tetap di Indonesia untuk tetap menjalani hidupnya dengan apa adanya, sebagai pengacara, sebagai politikus, dan warga negara yang normal.

Sikap berbeda dtunjukkan oleh RS yang hidup di negeri orang, meskipun leluhurnya sendiri, toh masih banyak tanggungan yang ia tinggalkan di sini. Jika memang bertanggung jawab ya hadapi sebagai seorang ksatria untuk menunjukkan bahwa bukan asal bicara semata.

Kedua, selama ini satunya benar-benar politikus yang berkecimpung dalam dunia politik yang tidak sumir. Meskipun tidak pernah besar, tetap konsisten pada jalurnya. Apa yang dilakukan bukan semata mencari uang dan memainkan politik sana sini demi keuntungan sesaat.

Kecenderungan mencari keuntungan materi dan hasrat kepuasan pribadi lebih kuat. Ideologinya bukan soal kesejahteraan rakyat, namun kepuasan diri, agama menjadi legitimasi atas perilakunya pribadi.

Ketiga, RS memiliki kecenderungan memaksakan kehendak, pengerahan massa, mempengaruhi persepsi publik dengan pernyataan-pernyataan yang sering juga asal bicara.  Politik model demikian cukup meresahkan, dan juga ala jalanan selalu saja dikedepankan.

YIM sebagai akademisi, ahli tata negara, cukup berjalan dengan baik apa yang dilakukan dengan upaya parlementer. Usaha tidak kenal lelah dengan jalur yang relatif sama.

Keempat, tudingan YIM bohong, jelas dengan mudah dipatahkan Yusril dan pendukungnya, mana rekam jejak kebohongan yang telah malah melekat pada kubu RS sendiri. Hal yang susah dipatahkan dengan hanya klaim, asumsi, apalagi pendukungnya pun lemah data.

Posisi RS yang makin terpojok itu atas ulahnya sendiri. Kualitas pemain watak dan politik jelas ada di sana. Bagaimana ia dengan mudah menilai orang yang bisa sangat merugikan dirinya, diri yang didukungnya, bahkan pihak-pihak yang  ia bicarakan. Ingat tidak akan ada kawan abadi dalam politik.

Sikap meradangnya bisa menjadi bumerang makin parah bagi keberadaannya yang memang sudah lemah. Ia itu sudah tidak memiliki posisi tawar yang cukup, hanya menunggu melempar handuk semata, hanya karena kesmobongan dan merasa besar, dimanfaatkan orang-orang yang masih mau mendapatkan keuntungan dari pengaruhnya yang makin menipis.

Prabowo dan SBY sebagai dua kubu orang kuat yang masih percaya, kini sudah sedikit banyak ternodai. Serangan ke Yusril memperlihatkan bagaimana posisi mereka yang terpercik dan hendak mempertahankan diri semata.

Tiga serangkai yang terpatahkan oleh tayangan Yusril. Apakah ini adu domba dan Jokowi salah lagi silakan terjemahkan sesuai dengan kaca mata masing-masing.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun