Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Koalisi 02 dan Gaya Militer Gagal

8 Februari 2019   13:54 Diperbarui: 8 Februari 2019   14:35 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jika meradang sangat mungkin. Mereka kali ini pasti sedang tertawa dan bersyukur membebaskan kadernya mendukung siapa saja, tidak harus sejalan dengan dukungan partai. Tidak kaget jika banyak kader bahkan elit daerah mendukung Jokowi-Ma'ruf apalagi dibalas seperti ini.
Mengapa bisa demikian parah perpecahan ini?

Pertama. Partai politik hanya berpikir demi diri dan partainya saja. Lihat saja saling tuding dan sikut terjadi. semua mengamankan PT dan lolos senayan. Soal pilpres mana duli.  Hal yang sejak awal memang rapuh ini makin rapuh karena kepemimpinan emosional dan pragmatisme semata.

Kedua, kepemimpinan emosional sedikit demi sedikit mulai terkonfirmasi. Awalnya hanya rumor, namun dengan mencela bahkan ada bagian dari lingkaran sendiri, jelas memperlihatkan kualitas kepemimpinan yang hanya mengandalkan emosi bukan rasio. Apa ini calon pemimpin yang baik dan perlu didukung? Jelas tidak bukan?

Ketiga, perselisihan, saling tuding, saling sikut, menjadi gaya berpolitik mereka yang memang sarat kepentingan sendiri. Nah apa bisa dipercaya akan membawa dampak baik bagi bangsa dan negara? Susahlah. Lihat saja KMP dan KIH lalu, dampak buruk bagi hidup bersama, elit hanya rebutan kursi semata.

Keempat, sampai ada klarifikasi hanya mau menuding masa Mega dan Jokowi, jelas memang calon dagelan yang grusa-grusu, jelas tidak perlu ditimbang lagi untuk dipilih, langsung tinggalkan. Makin membuktikan tidak mau berpikir apalagi kerja cerdas.

Kelima, menciptakan keriuhan murahan hanya untuk mendongkrak popularitas semata. Model demikian mau jadi presiden? Jelas bukan pilihan bagus.

Militer yang matang dalam kepribadian, tertekan seperti apapun tidak akan menyerang rekan dan kawanan sendiri. Menembaki kubu sendiri, hanya dilakukan oleh militer gagal dan gagap dalam menghadapi masalah dan tekanan.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun