Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antara Luis Milla dan Guru dari Finlandia, Cara Menyelesaikan Masalah dengan Masalah

22 November 2018   05:00 Diperbarui: 22 November 2018   07:29 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Milla dan staf pelatih timnas Indonesia lainnya tampak tenang jelang pertandingan versus Timor Leste, Minggu (20/8/2017). (Bolasport.com/Ferry Setiawan)

Kedua campur tangan orang tua yang keterlaluan, yang diperparah UU yang memang amburadul sejak di dalam perencanaan. Mudahnya melaporkan guru atau tenaga kependidikan ke kepolisian dengan alasan yang sering dibuat-buat. Kadang juga sangat lemah di dalam kasus itu, anak pun terlibat di dalam kesalahan.

Mengapa semakin lama semakin buruk pendidikan nasional?

Politikus sok tahu
Mereka membuat UU berdasarkan kepentingan sesaat dan kepentingan mereka, kadang sektarian agama, kepentingan politis sesaat, dan sejenisnya. Pendidikan itu mengatasi itu semua. Tidak perlu mencampuradukan kepentingan di luar pendidikan yang berlebihan. Ini hanya gawe orang politik busuk yang berjalan.

Sok tahu sehingga mereka tidak melibatkan ahli pendidikan, praktisi pendidikan, mereka hanya berpikir soal pemilih dan partai mereka semata dengan mengorbankan bangsa melalui pendidikan nasional yang buruk.

Serikat guru yang lemah
Mereka harusnya berteriak, menggugat kalau tidak ada peran di dalam banyak hal, bukan hanya diam. Termasuk ketika kampanye menyudutkan dunia pendidikan, mereka harus marah dikatakan buruk dan mau mengimpor guru dari luar negeri. Mana suara mereka, hanya diam saja. Juga di dalam hiburan media elektronik, guru menjadi bulan-bulanan, ledekan, dan diam saja.

Serikat guru yang bermartabat, berkompeten akan ikut memberikan sumbangan besar bagi perubahan dunia pendidikan yang signifikan. Selama ini seolah hanya formalitas, takut dengan birokrasi dan itu sangat fatal.

Permasalahan dunia pendidikan tidak sesederhana teropongan politikus, kehendak baik sangat diperlukan jika  memang mau berubah. Seluruh komponen harus dengan rendah hati mengadakan evaluasi dan memperbaiki diri.

Terima kasih dan salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun