Beberapa hari lalu, dalam angkutan kota beberapa siswi sekolah swasta berceloteh mengenai ruang ujian, midsemester nampaknya. Ada empat hingga lima duduk berhadapan, dan satu agak jauh. Satu yang berjarak ini diam terus, hanya menikmati es krimnya. Teman-temannya berceloteh soal pena salah satu temannya yang baru dibeli sangat menggoda. Ia juga tidak ikut melibatkan diri. Saling tanya dan jawab ruangan yang menguak mengapa anak ini diam saja.
'Aku ruang satu, kamu ruang berapa, aku dua, kamu?"
"Gak tahu,"
"Berapa?"
"Belum tahu...."
"O belum lunas, ya kamu?" tanya dan jawab rekannya.
"Yang belum kamu bayar apa?"
"Penggandaan soal," saya yang dekat mendengar sangat lemah dan malu terasa ia nyatakan.
"Apa?"
"Penggandaan soal...." temannya yang memperjelas.
"Kalau sekolah ku dulu, belum bayar tetap kartu diberikan, urusan keuangan nanti," sela teman yang lain. Mereka ini anak setingkat SMP.