Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bandit Demokrasi, Reformasi, dan Politikus Haus Kuasa

8 September 2018   09:00 Diperbarui: 8 September 2018   09:21 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi hari ini, adanya anggapan kepemilikan tanah dan kekayaan hanya milik elit dan sebagian kecil anak bangsa, itu jelas bukan hanya kisah semalam ala Bandung Bandawasa, ini proses panjang, dan sistem sejak lama yang masih ada saat ini. para pemiliki prioritas-prioritas tertentu, HGU yang bisa berpindah tangan dengan jual beli dan tanpa ada urusan pidana, apa mau dengan suka rela ikut sistem baru? Tidak akan mau.

Pembangunan di Jawa pun begitu pesat, bandingkan luar Jawa apalagi Papua. Jomplang, apakah ini juga kali ini saja? Tidak, bertahun-tahun, justru baru kali ini pemerintah memberikan perhatian secara menyeluruh, merata, dan semakin banyak anak negeri merasakannya. Apakah tidak ada hambatan? Jelas, pihak-pihak yang untung dengan keadaan timpang, misalnya para pengusaha yang biasanya untung besar, bisa meradang dan menghambat  program bagus ini.

Penyakit akut bangsa yang berkutat pada KKN juga sudah mulai berkurang, toh yang terbiasa untuk memperoleh kemudahan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme melakukan perlawanan. Hal ini mirip dengan pembubaran lokalisasi, di mana para pekerja seksual malah menjajakan diri di mana-mana, jalanan, apartemen-hingga tepi jalan. Ini penyebaran penyakit sosial. Mereka makin merajalela dengan adanya Saber Pungli, KPK, dan apapun namanya, perlawanan dari kelompok pesimis demikian kuat. Upaya tidak memperoleh dukungan namun cibiran bukan karena mereka lelah, tetapi maunya keadaan tetap saja demikian.

Bandit demokrasi menjadi-jadi ketika keadaan mendukung. Kelompok pesimis, gagal paham dan paham gagal,  penuntut yang tidak pernah bekerja hanya sibuk mengintip di tikungan untuk mendelegitimasi pemerintahan yang sah dan berjalan pada jalur yang benar. Model demikian yang mau dipilih?

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun