Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bruder FIC "Menghasilkan" Santri Post-Islamisme

13 Agustus 2018   09:00 Diperbarui: 13 Agustus 2018   09:17 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik kontestasi pilpres mendatang, ketika "lahir" dengan gegap gempita soal Post-Islamisme. Sejatinya bukan istilah baru-baru amat, dan bukan mengaji soal itu juga. 

Tanya Tante Wiki atau Mbah Gugle melimpah info soal itu. Mengapa menarik, ternyata sekolah pribadi yang disemati santri Post-Islamisme itu dari sekolah yang dikelola Bruder FIC, SMA Pangudi Luhur Jakarta.

Tulisan ini berasal dari pertanyaan keponakan kalau salah satu cawapres itu alumnus PL Jakarta, demi validitas data, tanya pada Kompasianer yang alumus Jakarta Om Joko yang membenarkan memang demikian. Ketika mau mengangkat tema ini, eh malah oleh Om Joko diberi tambahan data Kompas cetak Minggu menampilkan alumni SMA PL Jakarta membuat applikasi umroh.

Apakah mau bermegah karena sekolah Katolik, merasa ikut berjasa, atau merasa ikut yang lainnya? Ah jelas tidak, namun bagaimana pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik, baik bruder, suster, atau imam Katolik, pun awam Katolik, jauh dari pemaksaan untuk menjadi Katolik. isu krestenisasi sudah terbukti tidak demikian.

Siapa Bruder FIC itu?

FIC itu tarekat, atau organisasi dalam Gereja Katolik yang anggotanya mengikrarkan kaul. Biarawan yang bukan imam. Karya mereka di Indonesia merupakan bagian atas karya di dunia. 

Biarawan dari belanda ini memegang karya pendidikan di Keuskupan Palembang yang ada di Belitang, Sumatera Selatan. Keuskupan Agung Jakarta dengan SMA laki-laki PL itu. Keuskupan Agung Semarang yang meliputi Surakarta, Semarang, Kedu, dan Yogyakarta. 

Karya mereka yang besar ada di Muntilan dengan SMA Van Lith, Semarang dengan SMP Domsav, Solo dengan SMP BL, dan kedua kota tersebut SMA-nya biasa saja. Kecuali SMA Van Lith, murid yang belajar di sana sangat beraga agamanya, kalau suku dan asal usul jelas Van Lith pun beragam.

Salah satu yang tenar juga alumnus Pangudi Luhur adalah terpidana korupsi di kemenhub beberapa waktu lalu. Dunia pendidikan itu memberikan bekal, soal masa depan dan jadi apa tentunya akan tergantung pribadi itu masing-masing.

Pangudi Luhur Jakarta yang melahirkan Santri Post-Islamisme itu hanya menjalankan perutusan tarekat dalam bidang pendidikan. Selain dunia pendidikan, Bruder FIC memiliki karya Panti Asuhan, di sanapun anak-anak panti nampaknya tidak dipaksakan menjadi Katolik.

Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi jalan bagi karya biarawan-biarawati, pun religius yang berasal dari Belanda waktu itu. Kalau memang ada yang mau ikut menjadi Katolik pun tidak akan serta merta, apalagi hanya karena diberi beras, ingat dulu belum ada mie instan, dibaptis. Ini entu bukan membual, tanya masing-masing alumni dari setiap pendidikan Katolik, dan itu tidak hanya satu dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun