Demokrat ternyata belum sebulat hati mengantar "restu" untuk Prabowo menjadi kandidat RI-1. Justru kode keras ke arah sebelah dengan mengatakan, kami menemui banyak kesulitan, meskipun Pak Jokowi menghendaki dan kami mau. Setahun kami menjajaki untuk mendapatkan kesempatan bersama..... Ini sangat berbeda jika mengatakan, kami hanya sebentar dan menemukan titik temu, buat apa lama-lama tanpa hasil, hanya menemukan halangan saja, tidak perlu susah-susah. Kalau Pak Harto almarhum mengatakan, tidak dalam pemerintahan ra patheken.
Apa yang dilakukan Prabowo sangat tidak sebanding dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Demokrat. Mengapa? Jika Prabowo berani sedikit saja keras,  kami tidak perlu Demokrat. Justru Demokrat  yang rugi. AHY sama sekali tidak bisa apa-apa. lebih kuat posisi tawar Prabowo untuk PAN dan PKS daripada AHY untuk meyakinkan mereka dengan mengusung kandidat lain misalnya.Â
Memang bisa saja Aher-AHY, atau Anies-AHY dengan komposisi bisa dibolak-balik, namun apa iya punya cukup keberanian dan modal? Modal tentu soal suara dan keterpilihan.
Posisi Prabowo jauh lebih unggul, bukan Prabowo butuh AHY, namun AHY butuh Prabowo, mengapa harus berlaku seolah tanpa Demokrat dan AHY usai koalisi. Jauh lebih meyakinkan bersama PKS dan PAN. Memang AHY lebih menjanjikan dalam raihan suara dan modal lainnya.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H