Terorisme pun tidak jauh  berbeda. Pembelaan demi pembelaan pelaku bom bunuh diri, melebar soal agama, menuduh rekayasa, dan sejenisnya itu membantu para pelaku yang merusak sendi berbangsa makin girang. Ada pembela yang membuat mereka mendapatkan sedikit angin. Padahal jelas itu pelaku kejahatan kemanusiaan. Kecamlah perilakunya bukan membela label pelaku yang mungkin sama warnya, atau sama apanya. Kalau tidak mau mengecam, coba balik jika itu menimpa anakku, atau aku misalnya.
Korupsi, apalagi hal yang berkaitan erat dengan perilaku mereka. Susah mengharapkan mereka berkata keras dan tegas. Membela malahan. Susah pokoknya, mengharapkan parpol kerja baik dan tegas pada korupsi.
Apakah hanya emppat masalah itu? Masih banyak persoalan, misalnya bagaimana bicara sepak bola yang lebih baik bukan keributannya, adakah satu saja kandidat itu bicara itu? Atau soal kemampuan bersaing dengan negara lain, berdasar fakta, bukan fiksi yang kemudian menjadi heboh.
Coba bekali dengan program, bukan hanya omong siap saja, dan diperparah bisanya mencela, padahal dirinya pun sama sekali gagal dalam jabatannya yang dulu-dulu. Ingat ini zaman internet bukan zaman batu yang bisa nipu dengan cara begitu lagi.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H