Fenomena grudugan seolah menjadi pembenar, mengapa? Karena peradilan dan penegak hukum pernah mengalami ketakutan dengan cara ini. Pengulangan, kembali model anak-anak. Pribadi dewasa tidak akan "mabuk" dan melakukan tindakan menangnya sendiri, dan menyalahkan pihak lain.
Sikap dewasa sangat diperlukan dalam hidup bersama. Tenggang rasa juga hanya bisa dilakukan oleh pribadi dewasa. Anak-anak hanya bisa memaksakan kehendak, ditolak atau dibantah akan menangis guling-guling.
Apakah bangsa ini akan dipimpin oleh "pemabuk" atau "anak-anak berbadan gede" semata? Semua ada di tangan kita sebagai bangsa dan negara. Membiarkan mereka yang mabuk dan kekanak-kanakan untuk menjadi pejabat publik, atau melakukan pendidikan politik sehingga memilih pribadi sehat dan berkompeten?
Salam
Sumber Inspirasi : Doa Sang Katak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H