Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aktivitas Seksual Anak, Mendesak Kebutuhan Pendidikan Seksualitas Anak

29 Mei 2018   06:00 Diperbarui: 29 Mei 2018   08:40 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aktivitas seksual anak, beberapa waktu terakhir beberapa pemberitaan mengenai dunia seksualitas anak demikian memprihatinkan. Beberapa waktu lalu ada produksi film porno antara anak-anak laki-laki dengan perempuan dewasa, eh beberapa hari kemarin, ada anak-anak saling menghamili. Kisaran belasan tahun, lebih heboh media menuliskannya anak SD menghamili anak SMP, karena si cowok tidak naik kelas dua kali. Jadi tidak tepat memberitakan anak SD-nya, namun bahwa ia masih anak-anak iya.

Belum lama juga ada pemberitaan mengenai dua pasang anak-anak usia SMP mengajukan izin dan dispensasi perkawinan. Dengan berbagai alasan, pernikahan itu ada yang terjadi, dan satunya kalau tidak salah batal.  Hal ini sebenarnya hal yang akan jauh lebih banyak karena tidak terekspose oleh media.

Kematangan seksual anak dari hari ke hari makin muda, ditandai dengan menstruasi anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki yang jauh lebih muda, hal ini perlu disikapi dengan bijaksana. Mengapa bergeser lebih muda? Jelas soal gizi yang makin baik dan memadai. Taraf hidup dan kesehatan yang makin membaik, tentu hal yang menggembirakan.

Kedua, soal keterbukaan informasi dan media, internet terutama. Bagaimana internet bisa menembus dinding kamar tidur sekalipun. Pengawasan yang paling aman jelas dari diri pribadi si anak. Orang tua tidak akan mampu memberikan filteri jika hanya kata-kata saja. Pendidikan sangat mendesak.

Pendidikan seksualitas lepas dari pro dan kontra mendesak dimasukan dalam kurikulum secara langsung, bukan semata dompleng pada mata pelajaran yang ada. Sinergi peran guru mata pelajaran sangat penting, biologi dengan sisi ilmu kesehatan, PKN dan agama  sisi spiritualitasnya, dan olah raga kesehatan sisi kesehatan dan kebersihan misalnya.

Pendidikan seksualitas berbeda dengan memberikan pelajaran aktivitas seksual, namun memberikan pemahaman mengenai risiko seksual dini. Pernah ada seorang menteri pendidikan yang mengatakan tidak perlu pendidikan seksualitas anak, karena itu hanya naluriah yang akan bisa sendirinya, Pak Menteri itu aktivitas seksual. Beda jauh.

Pendidikan seksualitas bukan sekadar sex safe, atau aktivitas seksual secara aman, bukan ini, beda konsep bangsa ini dan dunia lain yang memang tujuannya demikian. Benar aman, dalam arti yang sangat luas. Hal yang sangat kompleks namun malu bahkan tabu serta tidak mampu menjelaskan dengan cukup memadai.

Dalam kelas VII atau kelas satu SMP, ada materi dalam matpel Pendidikan Agama Katolik/Religiusitas itu mengenai Persahabatan dan Pergaulan, dalam salah satu tanya jawab, ada anak mengaku memiliki pacar enam. Dalam dialog selanjutnya, ternyata mereka hanya "jadian" via media sosial, mengenai apa pacaran, apa itu tanggung jawab jangan lagi diharapkan akan ada. Sesederhana itu pemahaman mereka.

Dibarengi dengan media film yang makin mudah diakses, ketidakmengertian ini menjadi bencana jauh lebih besar. Bagaimana kematang seksualitas yang tidak dibarengi dengan kematangan psikologis, pemahaman yang utuh dan kesempatan yang ada membuat anak bisa bereksplorasi yang tidak semestinya.

Peluang rumah sepi makin besar, di mana orang tua seua bekerja, di rumah sendirian, dan film porno dengan mudah diakses, anak-anak yang hanya meniru ini jelas tidak akan paham dengan akibat yang akan timbul. Berkaca dari pengalaman anak-anak saling menghamili ini, bagaimana si anak perempuan ini sekolah seperti biasa dengan kehamilan menginjak enam bulan, dan dia tidak tahu sedang mengandung.

Bapak si pria kecil ini juga teledor dengan nasihat tetangga yang menjawab, biar untuk uji coba usai sunat, artinya lingkungan sudah cukup baik dan bijak. Tentu beda dan berlebihan dengan mengarak telanjang yang heboh beberapa waktu lalu. Lingkungan sudah memberikan perhatian, eh malah si bapak yang tidak bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun