Momentum memang tidak banyak yang bisa mendapatkannya, salah satu yang mendapatkan pulung, adalah kader Golkar ini. lihat bagaimana sepak terjang Ical waktu itu, pun tersingkir begitu saja. Hanya jadi calon saja tidak mampu. Padahal Airlangga ini sangat mungkin menjadi kandidat wakil presiden. Dukungan suara Golkar yang begitu tinggi. Termasuk paling awal mendukung Jokowi dalam dua periode.
Melihat sepakterjangnya, bukan seorang politikus, cenderung pengusaha, atau kaum cendia, jarang mengeluarkan pernyataan politis yang sangat menjual. Hal ini sangat riskan di tengah gencarnya politikus menjual diri dengan sensasi. Padahal sejatinya justru keuntungan. Tidak mudah ditebak arahnya, Sangat penting di tengah bandit demokrasi yang menjual sensasi, ketenangannya cukup membantu.
Ketiganya sangat mungkin menjadi calon wakil presiden. Ketiganya juga memiliki kendaraan yang cukup pantas, dan ketiganya memiliki catatan masing-masing. Tentu saja tim pemenangan partai politik dan Jokowi telah memilah-milah mana yang membantu atau malah merugikan.
Catatan utama itu jelas pada sikapnya menghadapai kejahatan luar biasa, korupsi, terorisme, dan narkoba. Dan ketiganya sangat jelas seperti apa. Masyarakat biasa saja sudah tahu dan paham. Masih sama-sama aman, memang posisi Cak Imin paling rentan pada isu korupsi, kedua yang lain belum terdengar.
Terorisme mereka bertiga juga normatif, sejalan dengan pandangan umum, tidak neka-neka. Aman soal ini. pun narkoba, Ketiganya masih aman, wong belum pernah juga elit terjerat narkoba.
Tinggal bagaimana elektabilitas mereka ketika bersanding dengan Jokowi, itu membantu atau malah memperlemah. Tentu tiga nama ini bukan hanya ketiganya, hanya melihat ketiga tampilan mereka saja.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H