Aneh dan lucu, ketika saya registrasi via sms, saya copas dari registrasi lama, dinyatakan gagal dan data tidak ada sama sekali. Kan pihak operator punya data saya. Entah bagaimana logika yang ada dengan pengalaman ini.
Maksimal pendaftaran juga belum terjadi, ketika maksimal tiga, bahkan yang terbaru bisa lebih, toh baru satu registrasi dan satu unreg, jika dihitung dua pun belum maksimal. Susahnya menghungi operatir pun diam saja.
Penggunaan kartu KK dan NIK memang baik dan setuju, namun tidak perlu lewat pihak ketiga, penjual misalnya. Jika iya, entah sampai tangan ke berapa nantinya. Ini jelas bukan cara yang bagus, justru membuka peluang untuk kejahatan, ketika program ini dibuat kan demi menangkal kejahatan. Â Jika perlu pihak lain, malah memperlebar kemungkinan kejahatan, malah kontraproduksi jika demikian.
Pendaftaran yang ideal, seperti artikel terdahulu, bahwa itu kewajiban dan tanggung jawab konsumen, namun tentu bukan kesulitan seperti ini, bagaimana bisa nomor yang sama bisa dinyatakan tidak terdaftar.
Jangan sampai malah timbul kecurigaan akan adanya permainan antara operator dan penjual dengan program akal-akalan, yang bisa apa saja, dan sangat merugikan konsumen. Salah satu contoh misalnya dengan menyimpan nomor untuk mendaftarkan orang lain, yang pas beli minta tolong namun tidak membawa nomor KK misalnya.
Jangan sampai program baik karena adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab malah membuat susah, belum lagi jika ditarik pada kepentingan politis. Hal ini bisa menjadi masalah pemerintah kalau banyak yang bermain dengan program ini.
Apakah akan begini terus, program yang selalu berubah-ubah, tanpa adanya kejelasan dan itu merugikan konsumen. Biasanya penjual pun operator akan dengan mudah menjawab, kesalahan pada konsumen. Lah padahal jelas-jelas data, prosedur sama, namun bisa hasil akhir berbeda. Ini jelas sangat merugikan konsumen.Â
Jika meminta tolong pihak lain untuk mendaftarkan, haduh malah bisa menimbulkan potensi kerugian yang tentu jauh lebih besar lagi.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H