Mengapa menjadi hal-hal yang lucu, aneh, dan kadang tidak karuan?
Sosialisasi yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal yang sangat wajar di mana model dan tabiat bangsa yang masih seperti ini. Hal-hal yang berualang-ulangppun masih bisa kacau.
Biasa akal-akalan. Selalu menemukan celah dan lucunya belum ada antisipasi yang memadai dan sudah dijadikan program. Eksekusi yang nampaknya belepotan. Antara rakyat yang asal-asalan, sistem yang masih banyak celah, dan program yang belum sepenuhnya aman.
Pihak-pihak yang mengail di air keruh. Apalagi di tengah  gawe demokrasi pileg dan pilpres begini, banyak orang mengail di air keruh. Mendapatkan keuntungan di antara keadaan yang memang tidak ideal. Bisa siapa saja pelakunya. Tentu bisa digoreng ke mana-mana isu yang tidak sehat itu. Bisa birokrasi sendiri, bisa orang parpol yang mau untung, atau ekonomis yang merasa terganggu kebebasannya mendapatkan keuntungan.
Bagi penjual, jelas tidak ada hak untuk meminta, melihat, apalagi menggandakan kartu KK konsumen. Itu hak sepenuhnya konsumen, mau diregistrasi atau tidak, bukan kewenangan dan tanggung jawab konsumen. Jika ada yang minta bantuan, katakan tidak bisa.
Bagi konsumen, sikap bertanggung jawab sebagaimana dituntut sebagai warga negara yang baik. Sepanjang tidak melakukan kejahatan, mendaftar dan kemudian membatalkan registrasi tidak perlu khawatir. (Sepanjang operator juga bukan hanya baik dalam iklan dan berita saja, semua bisa dilakukan).
Bagi pemerintah yang mengadakan program ini, harap menyosialisasikan dengan lebih baik lagi, soal ini pun responsif jika ada laporan atau keluhan pelanggan. Operator atau penjual bukan menjadi tumpuan keluhan pelanggan, pemerintah yang jauh lebih bertanggung jawab.
Pentingnya dokumen termasuk KK sudah selayaknya disadari bersama. Bukan lagi masanya dengan mudah memperlihatkan dokumen-dokumen demikian dengan mudah. Ingat saat ini kamera sangat murah dan hampir semua bisa menenteng ke mana-mana. Â Bisa saja kartu KK itu diphoto kemudian dimanfaatkan untuk kejahatan, jika demikian siapa coba yang bertanggung jawab.
Tabiat bangsa yang ternyata lebih banyak memanfaatkan pihak lain yang masih memprihatinkan, perlu kesadaran bersama untuk tidak mengambil keuntungan dari keberadaan program, kelemahan, atau ketidakmengertian orang lain.
Sepanjang orang bisa dipercaya dan mau mempercayai dengan baik pihak lain sebagaimana mau diperlakukan, sebenarnya akan menjadi aman. Sikap saling percaya kalah dan susah karena lebih banyak pihak yang mengambil  keuntungan atau kesempatan dalam kesempitan.
Salam