Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Estetisasi dan Politisasi, Kemasan Menjadi Prioritas daripada Esensi

12 Februari 2018   05:20 Diperbarui: 12 Februari 2018   06:29 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Pendidikan yang terkondisikan untuk menciptakan bangsa pembeo, sikap manut,hafalan, dan abai akan sikap kritis, tidak heran kalau memiliki generasi penerus yang abai akan perilaku jahat. Tidak peduli dan mengikuti arus dan yang penting aman. Sekian lama pendidikan dengan campur tangan politik, kini dengan ekonomi dan bahkan agama, makin parah.

Agama, apapun pemuka agamanya, ternyata masih puas atas perilaku taat yang mendua, di depan baik, namun perilaku buruk toh biasa saja. Sayang sebenarnya ketika kehidupan beragama sesaleh dalam tampilan, namun perilakunya jauh dari itu semua, toh gerakan moral pemimpin agama selama ini belum ada. Belum berani sepenuhnya menolak perilaku jahat. Contoh, memang menolak korupsi, mengecam pelaku korup, namun toh menerima sumbangan dari jemaat atau umatnya yang tidak jelas asal usulnya keuangan si pemberi.

Penghargaan akan yang beraroma pakaian, bungkus, dan kemasan. Termasuk di sini adalah pakaian. Orang dihargai karena mahalnya pakaian, atau pakaian keagamaan, bukan perilaku. Pun prestasi kurang dihargai karena tidak memberikan sensasi di dalam hidup bersama.

Kekayaan menjadi yang utama daripada asal usul harta benda yang dimiliki. Jangan heran orang korupsi, maling, bahkan maaf menjadi pelacur pun bisa dengan cengengesanmenyatakan diri. Orang yang fasih menyitir kalimat dan kata-kata Kitab Suci dianggap sesuci apa yang diucapkan, padahal di waktu yang tidak lama sudah menodai ucapannya sendiri.

Jadi ingat sebuah kisah bijak yang mengatakan, jika orang yang tahu anggur atau minuman keras saja tidak akan menyebabkan mabuk. Namun sekarang banyak orang mabuk hanya melihat ada botol minuman keras di media.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun