Merengek menjadi senjata andalan dalam meminta sesuatu. Hal ini terus terbawa, sehingga semua keinginan dipenuhi. Sikap tamak terpupuk, sehingga merugikan pihak lain bukan menjadi halangan. Hal ini awal dari perilaku korup dan berpikir keakuan lebih kuat.
Pendidikan agama masih jauh dari harapan, hafalan, ritual, dan sejenisnya lebih menjadi prioritas. Bagaimana kesalehan tidak diukur dari perilaku namun ucapan dan kegiatan ke rumah ibadat saja. Lihat saja orang yang kaya raya karena korupsi, namun rajin beribadat, pakaian keagamaan dikenakan, pembelaan menjadi-jadi. Padahal itu tokoh agama sekaligus. Tuhan saja dikelabui apalagi sesamanya.
Penghormatan akan materi jauh lebih kuat daripada karena orang baik. Perilaku baik milik orang miskin tidak menjadi perhatian. Kaya, sombong, malah dimaklumi dan diapresiasi. Kontroversi sepanjang orang bisa membeli kebenaran bisa menjadi hal yang wajar dan benar.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H