Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agus Harimurti, Seandainya Tanpa Yudoyono

6 Desember 2017   07:15 Diperbarui: 6 Desember 2017   08:38 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekaliber Anas Urbaningrum yang politikus tulen merangkak dari aktivis mahasiswa saja bisa terjungkal dengan sangat tragis. Berapa lompatan untuk bisa menjadi selevel AH jika tanpa Yodhoyono coba, Pak Beye sendiri pun tahu saat 2004 harus punya partai. Tentu beda kasus dan waktu politik yang memiliki implikasi yang berlainan.

Apa yang menjadi kekurangan adalah, pengalaman, jam terbang, dan dinamika perpolitikan yang sangat bermuka banyak itu. Berbeda dengan militer yang jelas sangat monolog, hirarkhis, dan satu arah. 

Politik bisa saja senyum di depan dengan keris terhunus. Pengalaman sangat penting, termasuk dalam berbirokrasi. Barang tidak mudah menghadapi manusia dan sistem yang sengaja diamburadulkan sekian lama, kecuali memang mau saja amburadul bukan membangun dan mengembangkan bangsa dan negara.

Demokrat memang sedang compang-camping. Usai pileg dengan suara yang minim, konvensi setengah hati, dan kemudian main dua kaki menambah daftar keadaan limbung partai merci ini karena terpaan korupsi yang tiada henti. Hambalang dan century  yang begitu kencang dan menohok Demokrat, belum lagi pusaran KTP-el yang susah untuk tidak melibatkan Demokrat secara langsung karena keberadaan pemerintahan, kader, bahkan level ketum, bendum, dan menterinya pu nyaring disebut.

Kondisi ini yang harus diselamatkan AH. Mungkin soal populer, cukup untuk tidak membuat tenggelam, namun untuk membuat perahu ini melaju mulus, tanpa bopeng dan tambalan yang bisa terlihat dengan jelas, susah lah untuk memercayainya. Jelas dan aman posisi AH sebagai pribadi, politikus, dan calon petinggi negeri, namun yang mendukung, mengelilingi ini, apa benar bersih dan sehat? Apa malah tidak menjadi beban untuk melindungi masa lalu lingkarannya?

Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan Yudoyono yang menjadi bagian utuh atas pribadi Agus Harimurti, namun apakah mampu melompat sedemikian tinggi tanpa ada nama itu dibelakangnya. Pretasi luar biasa masih perlu dinanti, asal bukan saja menjadi politikus menari dengan sensasi semata. Masyarakat juga perlu cerdas melihat rekam jejak, prestasi, dan kapasitas pribadi untuk menjadi petinggi negeri.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun