SEA Games: Ajang Prestise, Prestasi, atau Kontroversi
Setiap gelaran olah raga regional Se-Asia Tenggara, hampir bisa dipastikan timbul berita, kisah, peristiwa non teknis yang sering lebih cenderung menguntungkan tuan rumah. Juara umum menjadi tujuan utama, soal bicara di level lebih besar seperti Asian Games, apalagi olimpiade, jelas bukan menjadi pertimbangan. Â Seolah negeri-negeri serumpun ini sama, pokoknya juara umum. Dulu, saat Indonesia merajai Asia Tenggara ini, hanya bisa diraih oleh Thailand dan Malaysia sepanjang mereka tuan rumah. Apalagi kini kala Indonesia tidak lagi mampu berbicara di level atas.
Juara Umum SEA Games
Seolah ini capaian puncak, banyak cara yang kadang melupakan sifat dasar dari gelaran ini, sportivitas. Bertebaran kisah dan dugaan tuan rumah diuntungkan. Hal ini seolah penyakut akut bangsa-bangsa ini. prestasi yang di regional sangat superior itu sama sekali tidak pernah terdengar di level yang lebih besar. Puluhan tahun masih sama saja, namun seolah tidak pernah ada yang pernah berpikir membuat gebrakan untuk mengejar Korea Selatan, Jepang, apalagi China. Seolah dengan juara umum di SEA Games saja sudah cukup dan membanggakan.
Pembinaan atau Semata Prestise Juara Umum
Idealnya level Asia Tenggara sebagai sarana pembinaan, pembibitan, dan dikembangkan untuk Asian games, Olimpiade, dan jajaran di atasnya yang jauh lebih prestisius tentunya. Bangga dengan capaian puluhan medali, namun ketika bicara di level Asia, empat keping emas saja masih jauh dari itu semua. Artinya apa? Asia Tenggara belum bisa bicara banyak di tingkatan yang lebih tinggi dan luas. Apalagi jika bicara olimpiade.
Lebih Terdengar Kontroversi dari pada Prestasi
Coba banyakan mana berita soal pemecahan rekor setingkat Asia, atau kecurangan tuan rumah? Sebenarnya sangat memalukan, zaman maju, terukur, terekam dengan baik, dan penuh persaingan dan kemajuan, masih berkutat pada wasit yang dituduh curang, protes karena ini dan itu. Kapan pemberitaan dipenuhi dengan pemecahan rekor olimpiade oleh atlet dari negara A, atau B. Dan kala bertanding di olimpiade juga bisa mendapatkan medali emas.
Juara itu Bonus, Latihan itu Keharusan
Semua atelt harus berlatih terus menerus, dan emas, perak, perunggu itu bonus atas hasil latihan. Bagaimana bisa juara kalau tidak ada kompetisi, liga, dan kejuaraan yang teratur dan berjenjang. Apa bedanya dengan tradisi balap karung Agustusan atau panjat pinang di kampung-kampung jika demikian. Sarana  bersaing secara sportif dan berkesinambungan masih jauh dari harapan.
Indonesia dan Perannya