Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bubur Lemu, Nasi Goreng dan Politik Meja Makan

11 Agustus 2017   18:38 Diperbarui: 12 Agustus 2017   21:32 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik kita, selain mengenal hewan dalam berpolitik ternyata mengenal juga meja makan untuk menjadi sarana. Beberapa lalu Pak Bowo dan Pak Beye mengenalkan nasi goreng sebagai jamuan politik mereka. Susah dua ketua umum partai politik itu mengatakan hanya bertemu biasa, relasional natural, dan silaturahmi wajar, bau politik tetap saja menguar dan lebih dominan. Demikian juga politik besan ala kerajaan dulu, kini terbaca perkawinan politik jika keduanya orang politik, apalagi jika kedua anak mereka sebenarnya memiliki pasangan atau pacar masing-masing.

Makna Ngawur Pertemuan AHY-Gibran

Ini sih asal nebak, apa yang tersaji di sana tentu Pak Jokowi dan Pak Beye serta Tuhan yang tahu apa maknanya.  Beberapa hal menarik dikaji secara ngawur.

Mengapa Gibran

Ini Pak Jokowi pusing, kalau dia ngambeg lagi, seperti pas mau pelantikan presiden waktu lagi. Coba kalau menyajikan bubur dengan lauk yang membuat mual gak bisa berabe, ada berita, Mas AHY diracuni Gibran....atau Gibran Iri makanya memberi makan yang tidak sehat....Coba apa tidak heboh. Dengan banyak indoktrinasi dan ultimatum, ternyata Gibran bisa berlaku wajar dan molitik. Jawaban bahwa ia ingin bertemu Agus jelas bukan Gibran, politik yang diperlajari.  Mengapa bukan Kaeasang, bisa berabe ini, Mas Agus yang serius malah diajak becanda jelas memalukan, apalagi Agus serius begitu. Mau mengirim puterinya, juga tidak elok.  Gibran setara dengan Agus, padahal menghadap pada presiden untuk mohon restu atas Institut yang sedang didirikan.

Mengapa Bubur Lemu

Bubur biasanya untuk sarapan atau makan pagi, ingat ini ngawur lho, kalau sosiolog melihat tentu sederhana, semua kalangan menggunakan kuliner ini, asli Nusantara, dan sebagainya.  Kalangan ngawur akan melihat, ah masih anak-anak, bahkan bayi, kamu masih jauh lho. Atau sudah terlalu tua dan tidak lagi punya gigi. Ingat ini politik bukan sosiologi. Bisa berarti Mas Agus masih kanak-kanak, minum susu, banyak belajar lagi. Atau Pak Beye sudahlah sudah sepuh, mandeg pandita saja.  Masih makan bubur, artinya masih pagi, belum saatnya bicara 2019.

AHY menghadap Presiden Jokowi

Ini aktivitas serius, resmi, dan bukan main-main, di tengah tensi politik yang mulai naik, tentu bisa berbagai macam tafsiran hadir. Jokowi yang dimintai restu malah tidak mendapatkan porsi pewarta. Jauh lebih menyorot Gibran di sana. Kebersamaan muda negara ini. satu politikus latihan dan baru keluar dari tentara, satu pengusaha muda yang sudah berjalan.  Momen yang diciptakan oleh dua presiden. Coba orang biasa membuat institut sampai lebaran kuda pun tidak akan diterima presiden di istana. Atau Gibran yang anak walikota misalnya, tidak akan bisa ketemu Agus yang anak Pak Beye. Jadi jangan iri akan kesempatan  mereka yang lahir sebagai anak presiden.

Sikap politis Gibran

Gibran ulai bermain politik dengan mengatakan saya izin bapak untuk ke temu Mas Agus, sudah lama mau ketemu Mas Agus.Jauh dengan apa yang ia tampilkan sesaat sebelum pelantikan Presiden beberapa tahun lalu.  Jika ia masuk politik, satu lagi pesaing Agus yang tidak bisa dipandangn ringan. Lihat apa yang disampaikan sudah jauh berkembang. Belajar cepat dan tidak meledak-ledak lagi, malah cenderung sudah ngerti dengan baik soal politik dan di depan pewarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun