Dua pejabat teras partai politik mendapat  sorotan tajam dari rivali politik mereka. Menjelang 2019, semua hal memang seksi untuk dijadikan bahan gunjingan politik. Dua-duanya salah komentar pada pihak yang berseberangan. Apa yang disampaikan itu tentu akan jauh tidak bergaung, ketika itu kisaran 1-2 tahun lalu.
Mengatakan PDI-P sebagai mirip PKI. Nasibnya jauh lebih buruk karena partainya sendiri Gerindra menyatakan itu sebagai sebuah pelanggaran. Dia sendirian dalam kasus ini padahal pihak PDI-P sudah mengarah ke pelaporan kasus ini. menarik.
Salah seorang elit partai Nasdem mengatakan adanya  empat partai yag menjadi pendukung khilafah karena sikapnya yang menolak UU ormas. Reaksi yang muncul jelas saja seperti kasus di atas, hanya lebih lumayan karena partai dan partai pendukung tidak ikut membully-nya.
Kasus Hukum atau Politis
Jelas keduanya sedang jualan kecap, isu seksi tidak akan pernah ditinggalkan, sayangnya mereka lupa ini sudah menjelang 2019. Jika iklan yang disampaikan memang sangat seksi, pihak lawan tentu akan menggunakannya sebagai bahan untuk menyerang balik. Di sinilah hukum bisa ditunggangbalikan jika tidak bisa berdiri sebagi dewi buta. Ke mana arahnya? Jelas politik dan hukum akan tarik menarik. sejatinya bagus untuk pembelajaran bersama sebagai negara hukum, asal bisa bersikap adil, obyektif, dan mendukung kebenaran, bukan kekuasaan dan kekuatan otot apalagi.
Prestasi
He...he...kontroversi iya, mana sih prestasi dari dewan dan partai politik. Untuk urusan mereka pinter, cepat, dan kilat, menggalahkan kecepatan Gundala Putera Petir, masalah rakyat? Nol besar bagi kepentingan bangsa dan negara. Mana coba yang pernah kita dengar pertimbangan  mereka itu, rakyat, bangsa dan negara, sama sekali belum pernah kecuali atas nama dan mewakili rakyat.
Cara Berjualan....
Bagaimana negara ini dibangun oleh pribadi, kelompok, dan partai politik untuk berjualan harus menjelekan pihak lain. Perlu diubah bahwa menjual itu tidak perlu menistakan, menjelekan, dan mengupas sisi buruk pihak lain. Jualan tentu  ada rivalitas. Di sana yang perlu dilakukan adalah menjual kebaikan, faktor pembeda, dan bukan asal lawan jatuh.