Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mega Korupsi KTP-El, di Antara "Dasamuka Kura Kura Hijau", dan Pembangunan Infrastruktur

2 April 2017   09:00 Diperbarui: 4 April 2017   15:11 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maling ya maling, kalau gak puas tidak maling, kurangilah sedikit.

Anggara KTP-el konon kurang lebih tiga kali lipat harga yang seharusnya dipakai acuan, artinya lebih dari dua kali lipat yang menguap ke mana. Pas pilpres kemarin Pak Prabowo mengatakan BOCOOOR COOOR yang sangat fenomenal, dan itu fakta, soal besarannya relatif. Jika selama ini 30% dicolong, 70% yang dipakai, mbok sadar dikit coba Cuma 5% atau 10% itu sudah bisa untuk menutup modal awal sebenarnya. Rakus dan tamak yang membuat keadaan makin tidak terkendali. Mau pengawasan melekat, saber pungli, atau apapun namanya kalau mental malingnya yang lebih dominan mau apa? Nyatanya masih ada yang memaknai maling ketangkap tangan saja sebagai apes, atau uang sogok sebagai rezeki yang tidak bisa bahkan tidak boleh ditolak.

Agama semata ritual dan upacara, bukan hati dan jiwa yang bersih.

Semua warga Indonesia beragama, bahkan disumpah-janji kala menjabat ini itu, nyatanya mana yang setia? Bahkan menyatakan setia pada Pancasila dan UUD ’45 sebagai syarat sebelum mendaftar, faktanya banyak yang mengingkari dengan lantang? Padahal mereka beragama loh. Main dua kaki seolah menjadi makanan sehari-hari yang sangat lezat, sehingga hasil maling pun akan dengan lahap disantap, tanpa merasa bersalah apalagi dosa. KPK bekerja sampai rambut rontok habis-habisan, kering kerontang demi bersihnya bangsa, kalau akar mental maling tidak dibina, ya jangan harap ada perubahan yang signifikan.

Jayalah Indonesia!

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun