Selama ini apa yang buruk di sisi Pak Prabowo dan menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah soal radikalisme. Dengan demikian persoalan ini bisa diredam sehingga pembangunan jelas lebih cepat dan lancar dilakukan. Energi bangsa ini habis hanya mengurus hal ini terus, kalau didiamkan ya jelas seperti era kemarin yang tidak ada perubahan berarti.
Sosok militer, masih banyak orang yang militerisme centris dan percaya hanya militer saja yang sanggup membenahi keadaan Indonesia. Mereka bisa tenang dan puas jika melihat ada militer di pucuk pimpinan, meskipun tidak juga menjamin, lihat periode lalu. Hingga hari ini masih kuat dan banyak pemikiran demikian. Jika dipasangkan tentu menambah energi yang baik bagi bangsa ini.
Kesamaan pola pikir yang penting adalah negara. Mereka berdua selalu mengedepankan kebersamaan demi bangsa ini. Lihat saja Pak Prabowo mau mendukung penuh Pak Jokowi, padahal kalau yang lain mana peduli, yang penting kepentingan parpol dan aku dulu. Parpol bisa dikesampingkan oleh kedua orang ini. Tentu bukan hal yang ideal namun hal yang baru dan berbeda dengan yang biasanya. Tidak menjadikan kursi sebagai prioritas utama mereka.
Perlu kehati-hatian adalah perilaku anak buah dan pendukungnya yang masih menggunakan paradigma demokrasi akal-akalan dan ugal-ugalan yang sepertinya tidak tersentuh Pak Prabowo selama ini. Bahwa mereka penting itu benar, namun tentu tidak bisa berperilaku seenaknya sendiri. Politik juga ada etika yang mengaturnya, dan di situlah nilai pembedanya yang biasanya tidak tertulis.
Jayalah Indonesia!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H