Ketiga, toleransi dan keagamaan itu keteladanan dan sikap batin, bukan soal belajar, pemaksaan, apalagi intimidasi, lahir dari sikap batin pelakunya yang memang memiliki kesadaran sebagai pribadi yang berbeda-beda.
Keempat, pemaksaan kehendak, kebenaran mutlak sendiri, dan merasa berhak dan kadang abai juga ada hak yang lain bisa menimbulkan ketidaksesuai dalam hidup bersama. Ini akar intoleransi yang menggurita dan akan terus terjadi.
Kelima, dimulai dari diri sendiri dulu baru menularkan virus kebaikan ini kepada semua orang yang tergerak oleh sikap batin yang sama. Tidak mungkin menginginkan kebaikan tanpa kita mulai sendiri. Sikap batin menjadi penting dan lebih memberikan hasil positif.
Jayalah Indonesia!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H