Provokator ataupun agen perubahan itu sama, hanya karena politik Orba yang menyematkan provokator dalam konteks negatif akhirnya ya begitu. Padahal sejatinya orang yang memprovokasi pihak lain agar bergerak, itulah provokator, tidak ada yang salah. Motivator itu juga provokator kog, bukan dalam arti dalang pembuat onar dan kerusahan, konteksnya. Arti provokasi adalah hasutan namun bisa juga pancingan, netral bisa, dalam arti yang luas.
Apakah kita tidak bisa menjadi motivator, agen perubahan atau provokator? Jelas saja bisa, coba pagi hari jika kita tidak memotivasi, tidak memprovokasi diri kita mana kita bangun untuk menjalani aktivitas kita? Masih saja molor berkepanjangan.
Jadi agen perubahan itu jadi diri sendiri. Pihak luar itu hanya membantu meneguhkan dan keputusan ada pada kita sendiri. Tidak perlu susah-susah membagikan kata orang atau mengulik kalimat indah dan inspiratif orang, jika kita mampu melihat diri sendiri.
Orang lain  sebagai pemicu sah-sah saja. Asal tidak kemudian mencaci maki ketika menemukan ada yang tidak semestinya pada orang lain. Semua ada di dalam kendali kita sendiri. Tidak pada luar diri kita.
Tidak perlu berkecil hati jika belum bisa berbuat bagi dunia yang lebih besar, kita sendiripun perlu sentuhan kita, sehingga bisa bergerak dan bergelora bersama dunia. Semua ada dalam diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H