"Jadi harusnya Perppuitu juga ada yang mengharuskan menghukum penyebar pornografi,
mereka yang sebarkan minuman keras dan narkoba.”
Hidayat Nur Wahid: Perpu juga Perlu Menghukum Penyebar Pornografi dan Miras! Masak Sich Pak?
Entah bagaimana mengubah paradigma berfikir demikian. Soal nafsu seksual itu masalah otak, pemahaman, penghargaan akan kemanusiaan, serta mental. Miras dan narkoba, bokep, ataupun apa saja itu hanya pemicu. Ingat namanya pimicu, katalis, atau apapun namanya, bukan masalah mendasar. Itu ranah yang masih levelnya belum akar. Jika dia mengatakan pemerintah menyentuh asap soal api sama sekali belum ditangani, saya mengatakan Anda juga belum menyentuk asal apinya Pak!
Soal Miras, Pak Hidayat, saya minum Pak, JD Pak gratisan dari ponakan, saya gak perkosa Pak karena saya mendampingi anak-anak muda mengenaai seksualitas. Saya menghargai perempuan sebagaimana saya laki-laki. Pak Nur, mabuk itu hanya bisa ngoceh, berdiri saja gak bisa apalagi ereksi. Kalau Pak nanya pemerkosa itu apa ereksi? Ya jelas, kalau tidak mana ada perkosaan Pak. Perlu belajar lagi ya Pak agar tidak bias, apalagi Anda pejabat tinggi negara dan parpol jauh lebih didengar daripada saya, yang bukan siapa-siapa. Apa saya Anda nilai bejat juga karena minum, Anda punya jaringan PKS, kampung saya terkenal santri dan pondoknya Pak, 99,99 % Muslim Pak, tapi tanya pemulung dapat botol gepeng dari mana, Kesongo Pak, bukan tempat lain. Kalau Bapak tidak percaya bisa meminta stafnya tanya apa orang Kesongo itu banyak yang minum, pasti akan diiyakan, tapi sama sekali belum ada kasus perkosaan. Baca lagi ya Pak, jadi kritiknya bisa pas dan membangun bangsa ini.
Soal Bokep, Pak saya juga punya bokep banyak Pak, juga gak merkosa, gak nonton pas saya kerja, pas saya sidang wong bukan anggota dewan, siapa ya Pak yang dulu temannya asyik dengan bokep pas sidang? Menteri siapa yang blokir situt bokep itu ya Pak? Apa itu efektif, jika jawabannya iya, nyatanya masih bejibun termasuk penikmat dan pelakunya Pak? Berarti sama sekali klaim itu gak masuk kan Pak? Saya juga gak pernah itu Pak menyukai situs porno, gambar porno, padahal saya gak pernah mengatakan anti pornografi lho Pak. Mau beribu bokep itu gak ngaruh kalau moral itu ada di dalam hati Pak.
Penghormatan pada lawan jenis itu bukan soal miras dan bokep lho Pak, sikap batin. Mau minum satu drum juga gak ngepek Pak. Hayo teman siapa yang nikah dengan anak-anak kemarin itu? Bukan teman saya lho Pak, wong saya masih kecil, he...he... bukan mau meledek dan mencari kejelekan Panjenenan dan rekan, namun kalau mengeluarkan pendapat itu banyak-banyak belajar dulu, direnungkan dulu, bukan asal bunyi.
Apalagi kolega Anda kemarin juga belum kering mengatakan soal otak adalah alat kelamin. Benar bahwa otak ada kendali atas nafsu, namun jelas bukan alat kelamin to Pak?
Sepakat ide Anda bahwa pemerintah belum menyentuh apa yang menjadi akar masalah, namun yang penting kan dicoba dan diterapkan dulu, dievaluasi, dan diperbaiki, belum-belum sudah mengatakan tidak menyentuh, sedang yang Anda tawarkan juga masih jauh dari esensinya kog. Seperti bicara pohon, kalau Anda menilai pemerintah sedang membabat daunnya, Anda bagi saya sedang menebang pohon, dan yang saya bicarakan adalar akarnya Pak yang perlu dibenahi.
Memberantas miras dan pornografi seperti menggarami lautan, pekerjaan yang hampir sangat mustahil dan malah tidak perlu. Didiklah anak-anak dewasa bukan ditakut-takuti, takut ular padahal ular itu mengapa tidak tahu. Anak yang dewasa tahu miras dan bokep itu merugikan tidak menghormati diri sendiri dan orang lain, maka saya tidak akan tonton.
Sejarah miras kata Mbah Google ada yang menyebut abad ke sekian, baru ada, lha emang perkosaan belum ada? Sudah juga Pak. Setali tiga uang dan sama tuanya. Soalnya bukan mirasnya, namun nafsu yang tak terkendali. Itu artinya apa? Pendidikan dan pendampingan.
Bokep, konon baru tahun 1900-an juga, lha memang belum ada perkosaan? Sudah jauh lebih dulu. Mau bokep diberantas sedang di rumah orang tua abai melakukan hubungan seksual mau apa di depan anak-anak mau apa. itu livebukan film lho Pak, apa mereka juga mau dipenjara? Iya memang karena ngawur, bukan soal hubungan badannya, namun abai akan keberadaan anak.
Nafsu itu penting lho Pak, kalau gak ada nafsu gak ada kelahiran baru. Lihat lawan jenis cuma bengong dan plenggang-plenggong,kan cilaka dua belas Pak.
Pendidikan seksualitas jauh lebih penting daripada ide-ide gak jelas dan malah membuat kisruh dan bingung. Esensinya lepas dan malah tidak tertangani dengan baik.
Salam.
Inspirasi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H