Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fahri Hamsah Makin Pening: Otak adalah Alat Kelamin Paling Besar

27 Mei 2016   06:50 Diperbarui: 27 Mei 2016   07:43 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fahri Hamsah Makin Pening, Otak adalah Alat Kelamin Paling Besar

Riset modern mengatakan bahwa alat kelamin yang paling besar itu adalah otak.

Jadi yang paling harus kita bunuh agar masyarakat tidak salah tingkah terhadap seks

adalah menyembuhkan otak.

Entah ini, Fahri yang pening karena kursinya hampir melayang, atau karena memang tidak paham mengenai seksualitas sehingga bisa mengeluarkan pernyataan seperti itu. Harapan saya, jangan nanti menyalahkan wartawan salah tangkap atau salah kutip. Menarik adalah, bagaimana ada alat kelamin lain selain vagina dan penis. Melengkapi pejabat kita masih kacau memahami jati diri sendiri sebagai laki-laki dan perempuan. Seperti profesor menteri pendidikan era lalu yang menyatakan pendidikan seksualitas tidak perlu karen itu berciri naluriah, tepok jidat, naluriah itu hubungan seksual bukan soal pendidikan seksualitas.

Alat kelamin paling besar, saya tidak paham mengenai definisi apa yang dimaksud Pak Ketua yang paling cerdas ini, sehingga sering mengatakan presiden dan rekannya bodoh. Sepanjang pengetahuan saya, seks adalah jenis kelamin yang dibedakan oleh adanya penis bagi laki-laki dan vagina bagi perempuan. Itu alat kelamin primer. Jika alat kelamin sekunder itu bagi perempuan ada rahim dengan segala perangkatnya yang begitu komplek dan rumit, dan pada laki-laki adalah testis dengan seluruh perangkatnya. Saya membayangkan kalau otak adalah alat kelamin bisa menjadi bingung bagaimana mengajarkan pada generasi muda. Jika yang dimaksud adalah otak yang paling besar pengaruhnya pada seksualitas manusia, baru bisa, namun bukan alat kelamin lhooo.

Ini pun masih belum tepat, karena otak ini dipengaruhi sebuah pabrik di bawah otak yang bernama kelenjar pituitari, yang mengolah semua keinginan seksualitas. Ini sangat penting sehingga semua orang bisa tertarik pada sesamanya, bukan malah saling bengong. Tugas organ inilah yang menggerakan otak untuk memberikan respons pada seluruh perangkat seksual sehingga ada tindak lanjut. Ingat bukan hanya hubungan seksual, namun rasa tertarik, mengasihi, jatuh cinta, dan sejenisnya yang sangat kompleks itu.

Apa yang dikatakan Pak Waka Dewan menyembuhkan otak, ini sejatinya menurut hemat saya hanya malu untuk mengakui kinerja pemerintah dan mau kritis malah ngglithis, usil berlebihan yang tidak berguna, kalau otak mau disembuhkan berarti otak itu sakit? Apanya yang sakit Pak? Yang tidak beres itu nafsu tidak terkontrol, kalau tidak ada nafsu akan terjadi manusia ini hanya diam-diaman saja tidak ada yang tertarik pada yang lain. Contoh paling konkrit adalah hewan seperti kucing yang masa birahinya musiman, bagaimana pas tidak musim mereka biasa saja, beda kala musimnya, mereka sangat aktraktif mempertontonkan kegiatan seksual mereka.

Apa yang perlu dilakukan adalah mengatur sehingga tidak liar dan menjadi seperti hewan, tertarik, bernafsu, langsung sergap. Ini adalah ranah moral, bagaimana manusia diperlengkapi dengan akal budi yang membedakan dengan hewan. Instingtif atau naluriah karena adanya batasan norma, agama, dan moral, akhirnya ada yang namanya perkawinan dan itu perlu dibina bukan hanya mengatakan ini itu yang malah tidak jelas.

Seorang menteri pendidikan, mengatakan bahwa pendidikan seksualitas tidak perlu, itu naluriah, ah yang benar Pak Menteri? Yang naluriah itu hubungan seksual, itupun masih ada yang salah kog. Padahal pendidikan seksualitas sangat luas, ada unsur moral sehingga orang bisa menerima jenis kelamin sendiri dengan penuh kebanggaan, melihat lawan jenis sebagai pribadi yang pantas dihormati bukan jadi obyek semata. Soal psikologi, sehingga bisa mengelola hasrat dan bukan seperti hewan yang naksir langsung sergap. Unsur kesehatan, sehingga mampu mengenali kelainan seksual, penyakit menular seksual sehingga bisa meningkatkan taraf hidup sehat, dan masih banyak lagi. Pernyataan cukup gegabah tidak heran kali ini, kita panen kekerasan seksual.

Apa yang bisa kita pelajari?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun