Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akseyna dan Feby, Jawara Olimpiade, Berakhir Tragis. Polisi Metro Jakarta “Kalah” dengan Polisi Sleman?

5 Mei 2016   18:25 Diperbarui: 5 Mei 2016   18:31 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akseyna dan Feby, Jawara Olimpiade, Berakhir Tragis, Polisi Metro Jakarta “Kalah” dengan Polisi Sleman?

Berita duka dari UGM kemarin sangat menyesakkan dada. Berita berulang dari kisah mahasiswa UI, almarhum Akseyna yang masih diselimuti gulita. Lebih setahun tanpa kejelasan dan muara kasusnya, penyebab mengapa ia meninggal, jika pembuhan, siapa pelakunya, mengapa, dan apa tidak menakutkan ada pembunuh bisa berkeliaran setahun lebih? Jauh “lebih beruntung”, maaf bagi keluarga besar Faby dan UGM, bukan meninggal kog untung, namun kejelasan yang terjadi, tentu jauh lebih melegakan daripada kisah almarhum Akseyna.

Kedua mahasiswa berprestasi luar biasa, dari kampus tenar dan terpilih dari negeri ini. Belum merasakan  yang namanya wisuda dan menjadi sarjana harus terenggut di tengah jalan. Apresiasi tinggi untuk jajaran Polda DIY khususnya Polres Sleman yang telah bekerja keras dan dengan cepat tidak sampai pekan, semua telah terkuak. Rasa aman dan jaminan keselamatan ada dan terbukti.

Mengenang kisah Akseyna, ada beberapa hal yang sangat menyesakkan, dengan rasa prihatin mendalam bagi keluarga saya mohon maaf karena mengungkap lagi luka itu, namun dengan kisah yang identik ini, semoga ada kejelasan yang lebih baik lagi;

Pertama, anak yang tidak ada kasus apapun tiba-tiba menghilang. Tiba-tiba ada berita soal penurunan nilai dan kecewa karena berbagai hal. Semua hilang menguap begitu saja. Mengapa ada kisah soal kekecewaan dan penurunan nilai yang malah memberikan tanya, dan hingga kini tetap saja gelap.

Kedua, anak pejabat, kolonel AU, dosen, bukan orang tua biasa saja, jika orang biasa, seperti anak petani,  nelayan, atau pekerja kasar lainnya, bagiamana kisah ini akan bermuara coba?  Memiliki jaringan, rekan, dan kesempatan saja masih menemui titik gelap seperti ini, apalagi orang biasa?

Ketiga, siapa yang masuk kamar, menyerahkan yang katanya surat di tembok, mengaktifkan sosmed, dan kisah-kisah lainnya yang masih mewarnai ketidakjelasan yang tentu menjadi beban bagi keluarga dan keluarga besar UI pada umumnya. Beban pula bagi polisi secara tidak langsung.

Keempat, banyakkasus jauah pelik dan tidak ada bukti polisi mampu kog, mengapa kasus yang satu ini sepertinya sangat susah. Teoris di mana-mana bisa diungkap, pembunuhan demi pembunuhan, kisah terbaru soal penembakan di Magelang, penyiletan di Yogya semua bisa diberikan jaminan gamblang, mengapa ini susah minta ampun, hingga setahun lebih lagi.

Kelima, apa benar desas-desus soal ada orang besar atau anak pejabat sebagai pelaku? Jika iya, justru memalukan jika dilindungi, akan lebih bijak dan ksatria jika menyerahkannya. Kasihan keluarga dan justru pelaku yang tentunya terbebani dengan bersembunyi, meskipun bebas tetap saja ia/mereka was-was karena selalu khawatir terungkap.

Keenam, mengerikan pembunuh bisa berkeliaran selama ini, sedang korban dan keluarga bersedih di dalam ketidakjelasan. Sangat tidak adil dan kejamnya bagi kelurga korban dan yang merasa kehilangan.

Ketujuh, karena sudah dinyatakan bukan bunuh diri, berarti pembunuhan, namun hingga kini belum terungkap, siapa pelaku dan mengapa, berarti ada satu atau lebih pembunuh generasi muda bangsa masih bebas berkeliaran di sekitar kita. Bagaimana jaminan keamanan bisa diberikan jika demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun