Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Lembaga Tinggi Negara? Dari BPK hingga MK, dari MA hingga Kura-kura

30 April 2016   19:27 Diperbarui: 30 April 2016   19:49 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengabdian, uang itu konsekuensi  dan bonus. Akan dengan sendirinya mendapatkan, bukan fokus utama mencari uang. Dengan demikian tidak takut kehilangan jabatan dan bahkan nyawanya demi pengabdian itu. Tidak populer pun dilakukan asal demi kebaikan bagi bangsa dan negara. Hal ini masih jauh dari harapan karena  masih beroreintasi pada uang dan jabatan.

Sikap pemimpin, pemimpin itu akan membawa diri sebagai teladan, malu kalau melakukan kesalahan sekecil apapun, selama ini hal tersebut sangat rendah dan lebih banyak yang berjiwa kerdil dan malah kalah dengan maaf budak. Menjalankan apapun asal sesuai prosedur, minimalis, dan sebatas melakukan tugas. Tidak heran mereka tidak malu maling, menggunakan sarana kerja sebagai fasilitas pribadi.

Dewan pemilih,suka atau tidak, perlu disadari bersama bahwa selama ini DPR yang membuat semua kekisruhan ini. spau kotor mau dipakai membersihkan, ya mau tidak mau, seperti ini hasilnya. Parpol sebagai induk dewan saja kacau balau, mau mengelola lembaga-lembaga lain yang mereka lahirkan.

Lembaga kacau,terlalu banyak pelaku politik yang masuk ke ranah profesional, seperti BPK, MA, Kejagung, kemampuan teknis mereka tidak bisa dicemari oleh penyelesaian politis yang sering kompromistis. Tentu bukan anti parpol, karena tetap ada orang parpol yang bisa bersih dan obyektif. Namun terlalu banyak yang tidak.

Sebaiknya bagaimana?

Kurangi peran DPR selama mereka masih levelnya segitu-gitu saja. Hingga bisa membuktikan minimal daftar hadirnya lebih baik saja, cukup untuk mempercayai mereka. Selama ini produk mereka lebih banyak amburadulnya daripada baiknya.

Ada pembatasan, antar jabatan dari lembaga satu ke lembaga lain ada jeda waktu. Lha ini lucu bin ajaib, tahun  ini di DPR bulan depan pindah ke MA, periode nanti ke kejagung, lha mau apa negara ini?

Kurangi pelaku politik prakktis yang mau masuk ke lembaga-lembaga teknis. Biarkan pelaku profesional yang ada di sana. Sekali lagi bukan anti parpol namun hasil mereka selama ini sangat memprihatinkan, masih ada yang jual beli demi kursi.

Harapan perlu digelorakan. Perubahan itu sangat mendesak, terutama dimulai dari atas. Pasti bisa dan ada keinginan untuk berubah.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun