Kartini Hari ini Bernama Veronika Tan
Artikel ini hanya melihat sosok gigih di balik Gubernur Ahok, jangan sensi, bagi yang gak suka lebih baik gak baca daripada bertikai yang gak berguna. Melihat sisi kuat di balik hujat cela dan puja puji dengan sangat  biasa.
Veronika sebagai istri dan ibu tentu akan miris, takut, gamang, dan kalau bisa mengambil cara aman dan tidak saja untuk suaminya berkompetisi lebih lanjut. Tentu aman bagi dirinya, suaminya, dan anak-anaknya, kalau Pak Ahok tetap menjadi pengusaha atau dewan, kalau dewan kan yang dihujat lembaga dan bukan nama dan pribadi secara langsung.
Perempuan, tentu akan memilih mengalah dan mengajak mengalah pasangannya ketika ada konflik, hampir semua sepaham dan mengambil jalan bukan frontal. Tidak pernah menjadi pilihan perempuan, dan kalau bisa pasti akan mengajak suaminya demikian. Berbeda dengan perempuan ini, ia tetap mendampingi suaminya dalam keadaan apapun. Ia tidak protes dan menghentikan aksi suaminya.
Perempuan mana yang tahan suaminya hampir tiap hari dihantam kanan kiri depan belakang, ingat belum tentu semua hajaran itu benar, namun belum tentu juga salah. Ia pasti tahu dengan persis mana yang benar dan salah. Pilihannya tetap saja, mendukung suaminya dengan pilihannya, dan tidak protes.
Seorang ibu, apalagi anak-anak juga sudah tahu media, tentu tidak mudah menenangkan anak-anaknya. Bagaimana seorang bapak dimaki dan anaknya tahu dengan pasti apa isinya. Seorang ibu yang harus mendampingi anak-anaknya, namun dia sendiri juga memegang tanggung jawab sebagai istri pejabat.
Seorang istri, bisa saja ia meminta suaminya tidak usah frontal, tenang saja, toh rekan-rekan pimpinan daerah juga bisa kog menjalani semua dengan santai dan tidak ada masalah. Pilihan realistis dibanding risiko yang bisa di hadapi. Meskipun ancaman seperti Pak Beye dengan pistol di dahi, atau ada asap hitam, belum pernah diungkapkan, bukan tidak mungkin pernah ada ancaman itu.
Belum ada dia sebagai seorang istri gubernur, pernah juga dikaitkan dengan adanya aroma kolusi atau korupsi. Berbeda dengan tempat lain, yang akan  dikenal setelah menemani suaminya ke penjara sepertiistri gubernur Sumut, ini lama dikaitkan dan  belum pernah ditindaklanjuti oleh penegak hukum.
Saat ditanya wartawan pun, ia hanya senyum-senyum dan menyatakan bahwa Pak Gubernur baik-baik saja. Menandakan bahwa memang tidak ada hal yang mengkhawatirkan kehidupannya, secara pribadi atau suaminya selaku pejabat publik.
Melihat konsistensi Pak Ahok di dalam berperilaku, cara memimpin, dan berinteraksi, bisa dikatakan bahwa sang istri tentu mendukung dengan penuh. Tidak ada perubahan baik sikap ataupun cara pembawaan gubernur. Sedikit banyak, kalau istri dan keluarganya takut atau khawatir akan membuat Ahok berpikir ulang dan bisa juga berubah. Selama ini masih saja sama. Tidak ada perubahan kecil sekalipun meskipun mendekati pilkada ini makin banyak  yang berlaku seolah yang penting bukan Ahok.
Di antara istri atau pasangan yang malah menghantar suami ke bui, tentu layak jika Veronika Tan, menjadi sosok yang berbeda di alam demokrasi Indonesia. Istri-istri lain membebani suami, ini belum terdengar demikian.