Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana, Ajang Pembelajaran, dan Pendewasaan (Surat Terbuka kepada Kompasianer Ricky Vinando)

15 Januari 2016   21:47 Diperbarui: 15 Januari 2016   21:47 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

Pertama kali masuk di bagian TA kala itu, bingung, terus terang saja gemetar membaca begitu banyak komentar dan “bantahan.” Apalagi saat itu tema yang sangat panas, soal PLURALISME. Artikel yang mengupas atas komentar di berita Kompas. Com. Sama sekali saya tidak menyangka akan menjadi ramai, karena memang belum tahu dinamika di sini sama sekali. Ada beberapa “pembela” dan yang menyuport, satu yang masih saya ingat dengan baik, lupa persis, siapa K-ners tersebut, yang menyatakan, siap-siap lapakmu dibakar... Suport ini yang saya pegang kemudian menjadi bekal ketika ada rekan sedang “tersudut” dalam benak saya.

Pelajaran pertama dalam menghadapi perbedaan. Belajar dari para senior, becanda, dan saling komen, terkadang  di inbox, saling balas artikel dalam kanal humor ketika masih berjaya membuat makin santai dan senang bisa berinteraksi dengan bahkan pribadi yang jauh lebih senior dan beken dengan relatif baik.

Malam ini, saya menyesal, ketika Rekan Ricky, menghapus dua artikelnya. Penyesalan saya, karena di sana, dua artikel ini saya memberikan komentar yang langsung dan tidak dengan bahasa basa-basi, pertama soal F-16 di artikel soal bom Jakarta. Kedua soal hukuman ke Pak Setnov, yang saya katakan sebagai masih ada bantahan dari pimpinan MKD.

Saya bukannya sok berperan dalam penghapusan artikel tersebut, namun merasa terlibat di dalamnya. Jujur saya kasihan dengan pola pendekatan Mas Ricky dalam mengambil kesimpulan dan membangun artikelnya. Benar saya paham usia sangat menentukan. Saya menulis dengan lugas dalam komentar bukan karena benci atau iri, sama sekali bukan itu yang ada di dalam benak saya.

Saya merasa bahwa pribadi baru entah muda, entah tua, yang penting pendatang baru, bisa menjadi bagian utuh K suatu hal yang luar biasa. Tidak banyak “anak” baru bisa becanda dan mengkritik yang lama. Persaudaraan itu sangat terasa dan itu bagi saya sangat membantu dalam banyak hal. Tentu sangat tidak elok, sekiranya saya menerima banyak hal, namun ada saudara yang  “melakukan”  perbuatan tidak pener, bukan bener, bener dan pener tidak sama persis, hanya kurang tepat, tentu saya hendak meluruskan, sebagaimana saya terima dari saudara yang lain.

Rekan-rekan yang membuatkan artikel untuknya paling tidak sudah empat ini, sepanjang yang saya tahu, belum yang memberikan umpan balik dalam komentar dengan lugas. Artikel dan komentar bukan karena tidak suka atau iri, namun karena tidak rela bila ada salah satu saudara “menderita” karena kekeliruan yang terjadi dalam artikel.

Sarana belajar gratis yang sangat berharga di sini, bukan hanya menulis, namun juga bersikap, memilih dan memilah, serta rendah hati, dan sabar ketika artikel kita dilampaui oleh artikel lain. HL, HLT, NT, GT, Terpopuler hanyalah bonus, yang jauh lebih bernilai adalah keberanian kita di dalam berinteraksi dan bertanggung jawab atas artikel kita.

Mas Ricky, tetap semangat dalam menulis, capaian luar biasa selama ini tentu patut diapresiasi. Jangan sampai hanya karena masukan dan komentar tidak sejalan kemudian dihapus dan dijauhi, tidak lagi saling kunjung atau tidak komentar lagi. Sarana belajar ada salah ada dukungan dan ada pula kritik.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun