Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chiropractic  dan Telat Belajar ala Polisi Bollywood

10 Januari 2016   21:56 Diperbarui: 10 Januari 2016   21:56 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Apakah selalu seperti ini budaya kita? Ramai setelah ada kejadian bahkan kematian? Ramai-ramai semua lembaga dan pihak menyalahkan semua-mua yang memberikan kontribusi atas berita menyesakkan dada itu. Padahal jelas-jelas klinik itu ada di depan mata, di dalam mall yang megah di pusat negara, mosok kementrian kesehatan paling tidak staffnya ada yang tahu? Tidak heran kalau muncul aneka ragam pendapat, gagasan, soal apapun yang bisa dibahas. Mengenai metodenya, soal perizinnannya, pelaku atau dokternya, yang terlibat merasa tidak tersangkut dan banyak hal. Selalu gaduh dan terulang, namun selalu saja terlambat.

Apakah mau berak baru membuat lobang pembuangan, sehingga ketika sudah lepas dan mengotori lantai baru diskusi, di mana pihak yang harus membersihkan lantai. Siapa yang berwenang untuk membuat toilet, mengapa tidak membawa kerikil agar tidak kebobolan di tengah lantai yang bersih, dan tetek bengek yang jelas bahwa itu sudah usai.

Soal Air Asia.

Mohon maaf  bagi keluarga dan korban, namun ini adalah penyakit yang menjadikan Anda semua harus berduka. Kita tentu ingat bagaimana soal kurangnya aparat yang mumpuni, adanya komunikasi yang bocor, siapa yang bertanggung jawab mengurus izin, dan banyak hal. Antara kemenhub, ATC, bahkan menteri BUMN, dan banyak pihak yang bisa saling  klaim dengan banyak hal, demo dan boikot, dan tidak karu-karuan.

Padahal jelas sekali ada penambahan jadwal, mosok tidak ada yang tahu, jelas saja mustahil kalau tidak ada yang tahu. Sedang bis saja nyelonong satu ketahuan kog, apalagi ini pesawat yang jauh lebih rumit dan penuh kehati-hatian. Sekarang ke mana khabar soal jadwal yang bisa nyelonong itu? Apakah juga sudah dibenahi soal komunikasi yang bocor? Atau malah lebih parah dengan adanya pesta sabu para awak pesawat yang baru-baru ini. Kemampuan bahasa Inggris petugas tentu juga sudah tidak lagi dibicarakan. Padahal semua ide, gagasan, analisis dari yang ilmiah, berdasar, hingga ngawur pun hadir kala itu. Apakah ada yang telah diperbaiki. Sepele dan sangat jelas terlihat lho, soal jadwal bisa nambah, namun mengungkap banyak hal, dan apakah sudah ada perubahan signifikan?

Kekerasan Seksual Anak

Semua dikupas. Baik dari segi psikologis, paedagogi, hukum, keamanan, politik. Kembali semua analisis dari yang abal-abal, amatir hingga yang pakar dan profesor mengelurkan dalil dan hasil pikirannya yang  tajam dan mendalam ataupun ecek-ecek. Mengulik pelakunya bahkan hingga ke kampungnya bagaimana kesehariannya, menemukan ternyata mereka itu balas dendam dan banyak lagi penemuan dan ide solusi ke depannya. Sekarang mana itu semua? Apakah anak-anak sudah pasti terjamin karena pernah heboh dibicarakan dulu, ingt dulu, dan hidup telah ada di sini dan saat ini.

Itu hanya dua contoh kasus yang selalu heboh dan mendalam, namun kembali lagi, sama sekali tidak ada tindak lanjut untuk perbaikan. Teringat lagi ketika ada seorang muda yang menjadi korban sebuah klinik yang mahal untuk membenarkan keluhan tulang belakangnya. Heboh lagi, bagaimana yang konon dokternya itu ternyata tidak masuk ke Indonesia sebagai tenaga medis yang sah. Tekniknya itu sebagai bukan sah, ramai-ramai menyatakan itu tidak ini dan itu, padahal memangnya itu baru ada di sana? Atau ada di tengah kampung yang tidak bisa dilihat dengan baik oleh lembaga-lembaga yang berwenang? Jika pengamat, masyarakat awam yang mengeluhkan, menggugat masih bisa dipahami, kalau lembaga negara seperti departemen kesehatan malah menyatakan itu sebagai ilegal, lha selama ini ke mana? Belum melihat? Menunggu korban?

Apakah bangsa ini akan dijadikan korban baik oleh korporasi, pemodal, pihak asing dengan perilaku mereka yang intinya soal ekonomi saja, karena kita tidak pernah belajar dan gaduh kemudian lupa. Ramai yang tidak memberikan kontribusi dan solusi. Ide-ide brilian sesaat tanpa adanya tindak lanjut. Ide dan gagasan soal penerbangan, apakah sudah ada perbaikan yang benar-benar pernah diungkap waktu itu? Soal kekerasan seksual anak, apa khabar kini? Apakah chiropraktic ini juga akan berakhir yang sama. Pelaku lepas kembali ke negaranya, karena prosedur sudah dijalani dan memang susah menyentuh Amrik, suatu hari kembali dengan nama yang berbeda dan membawa korban dan ribut lagi, analisis lagi, dan kembali lupa.

 

Salam Damai

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun