Sekali lagi berbicara dewan, dan tidak ada matinya. Kemarin baru saja heboh pimpinannya ke Amerika dan berjumpa dengan kandidat calon presiden salah satu parpol di sana. Belum reda ada keputusan menteri keuangan untuk memberikan kenaikan tunjungan bagi mereka. Ternyata berita gembira ini masih menjadi persoalan berkepanjangan ketika sebagian anggota menyatakan menolak, melihat kondisi ekonomi yang sedang lesu seperti ini.
Tiba-tiba ada ide dari dewan untuk menaikkan gaji presiden. Menarik karena alasan mereka yang dikatakan gaji presiden belum seberapa dibandingkan dengan direktur utama BUMN. Ya jelas gaji mereka jauh lebih tinggi, namun untuk tunjangan dan fasilitas ya tidak akan ada yang pernah ada yang bisa menandingi presiden.
Benar tidak ide mereka ini murni seperti yang dinyatakan? Melihat pola pikir dan pola kerja mereka selama ini sangat tidak mencerminkan keprihatinan gaji presiden yang kalah dengan gaji anak buahnya. Jebakan yang hendak mereka timpakan kepada presiden, dengan dalih, mereka dihujat, presiden harus merasakan yang sama. Reaksi presiden bertolak belakang. Malu membicarakan kenaikan gaji dalam kondisi seperti ini. Kemaluan dewan diperbesar oleh presiden. Sebenarnya ini kali ke dua presiden memperbesar kemaluan dewan secara langsung. Pas pidato kenegaraan kemarin ketua DPR “menodong” presiden menandatangani calon pembangunan gedung DPR, dan tidak dilakukan. (Layak dimuseumkan prasasti calon pembangunan itu, jangan lupa dewan!). Presiden melewati begitu saja apa yang lucu itu. Prasasti yang umum adalah pas selesai dan hendak digunakan, lha ini sebelum dibangun harus tanda tangan.
Dunia sepak bola, peristiwa ini adalah adu pinalti, dan dua-duanya bisa diblok kiper lawan. Apa yang harus dilakukan adalah mengatur strategi yang baik, bukan malah blunder lagi, jangan sampai nanti kipernya menendang penendang biar tidak masuk gawang, atau menyembunyikan peluit wasit. Makin banyak ide makin lucu dan memperbesar kemaluan sendiri.
Bagaimana dewan kali ini, ide, pembicaraan, dan gaya mempertahankan diri justru semakin memperbesar kemaluan dan nanti Mak Erot pindah ke Senayan. Sekali punya ide malah balasan ketus dari pemerintah, karena memang sangat memalukan.
Salam Humor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H