Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Persipura Asa Kebanggaan yang Terlupa

26 Agustus 2014   23:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini, klub sepakbola dari Papua membuat sejarah dengan menjadi semifinalis pertama dari Indonesia yang masuk semifinal piala AFC. Pertandingan yang kalah gempita dengan liga Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, dan kualifikasi liga  champion dan liga Eropa. Pemberitaan hanya sebagian kecil dari media Indonesia, bandingkan dengan hiruk pikuk transfer pemain di daratan yang demikian jauh dan tidak ada sangkut pautnya dengan keberadaan Indonesia.

Keterpihakan pengurus teras PSSI dan Kemenpora bisa dilihat dari sisi ini. Bagaimana mereka tidak memberikan perhatian sama sekali. Apakah lebih membanggakan dengan pembantaian tiada ampun adri Liverpool, Juventus, atau Urugay, atas tim bahkan timnas kita dari pada pertandingan Persipura ini? Saya mencari di televisi eh ternyata tidak ada siaran langsungnya, (atau saya yang katrok, sehingga tidak tahu), berbeda dengan liga-liga besar itu, yang hanya penonton tanpa melibatkan apapun dengan diri kita, memang uang menjadi ukurannya. Namun Persipura memperlihatkan pembeda dari Papua.

Kapten Boaz memimpin rekan-rekannya untuk terdepan dari Indonesia untuk menapak tangga juara di piala ini. Sosok yang sering dengan berbagai alasan tidak dilibatkan di Timnas Indonesia.

Pembinaan dan pembibitan dari tanah Papua yang subur akan talenta alam mengenai bola seperti belum disadari dan disentuh oleh pembesar-pembesar PSSI, yang masih saja ribut dengan dirinya sendiri. Kepengurusan tenang, namun pembinaan tidak juga beranjak. Persipura, Arema, dan beberapa yang lain sudah profesional, liriklah mereka dan jadikan model pembinaan klub agar bisa bertahan tanpa merugikan siapapun. Klub bisa profesional ketika memiliki prestasi dan itu hanya bisa diperoleh dengan pembinaan yang baik.

Gonta-ganti pelatih dan pemain seperti tim-tim lain, jarang dilakukan oleh Persipura, dan hari ini hasil itu mulai tampak. Paling tidak sudah menapak lebih jauh bukan hanya level negara saja, namun masuk kawasan regional.

Alasan mengenai prestasi yang mandeg biasanya berkutat masalah fisik yang kecil. Lihat bagaimana Barcelona dengan pemain kisaran 170-an senti meter tidak jauh dengan pemain Indonesia sudah mendunia, dan sekarang pemain Persipura juga membuktikan yang sama, mengalahkan pemain Kuwait yang pasti lebih besar dan kuat. Bahkan klub ini juara bertahan dengan telak. Semua itu mungkin sepanjang ada masih ada di dunia ini.

Perhatian untuk para pengurus teras PSSI ataupun pejabat negara, jangan lagi latah dan merasa ikut berjasa. Tim-tim lain juga jangan mengiming-imingi uang untuk membajak baik pelatih atau pemain Persipura seperti kebiasaan selama ini. Prestasi bukan karena satu dua individu namun adanya satu kesatuan bersama. Kekuatan tim atas bangunan individu-individu.

Jangan pula nanti pelatihnya dibajak untuk dipaksa memegang tim nas. Pemainnya dijadikan komoditi dan diminta bermain untuk dipermalukan dalam permainan demi uang dan liburan tim besar dari tanah lain.

Biarkan pembinaan yang baik itu menjadi teladan bersama dan bukan malah dirusak dengan mengatasnamakan negara dan pembinaan yang tidak terprogram dan direncanakan dengan baik.

Memang masih jauh dari gelar juara, namun asa dan prestasi itu layak mendapat apresiasi. Tinggal beberapa langkah lagi, saat ini pun sudah membanggakan.

Selamat Persipura atas pembinaan dan kerja keras Anda bersama.

Salam Damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun