Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Setan Telah Pensiun

15 Oktober 2014   00:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:01 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setan sudah pensiun dan tidak bekarya lagi, saat ini. Mereka tinggal ongkang-ongkang kaki, dan deviden serta bagi hasil saham sudah mengalir dengan deras, karena agen-agen mereka sudah berkerja dengan giat, bahkan dicari-cari. Saat ini bukan setan menggoda manusia, namun manusia datang dan mencari setan untuk diajak kolaborasi dalam berbuat jahat.

Bukti konkret hal ini, bisa dilihat di media sosial, bagaimana pengikut, like, follow, ataupun pin yang berbau pornografi, provokatif, fitnah, hujat malah tinggi, bandingkan dengan yang suci-suci, renungan harian, bacaan hari ini, atau mohon doa, paling-paling satu dua saja yang memberi jempol, atau like. Pengikut di twitter atau fb, yang berkonotasi dengan seksualitas, pornografi, dapat dipastikan bejibun pengikutnya, bandingankan dengan kelompok keagamaan apapun pasti kalah banyak dan lebih sedikit. Agen, marketing, dan MLM setan selalu melakukan rekruitmen dan selalu berhasil gilang gemilang.

Kolaborasi jahat bukan lagi perjuangan, namun sudah berjalan dengan sendirinya. Setan tidak perlu berbisik-bisik di dalam hati manusia, dengan iming-iming gelimang harta, benda, atau nama, manusia yang sudah jadiagen terbaik kuasa jahat berlomba-lomba menaikan levelnya agar paling dekat dengan punggawa di singgasana, tahta kerajaan jahat.

Suap menyuap, mengambil hak orang lain, ketidakadilan, permusuhan, dan sikap mengedepankan perbedaan bukti ketrampilan manusia yang makin terasah. Otomatis berjalan dengan sendirinya, tanpa ada godaan untuk memilih. Hati nurani telah mati, tuli, dan buta bahwa mereka merasa nyaman dan lebih enak.

Ada sebuah cerita ironis, ada kakak adik angkat yang masih sekolah di sekolah menengah atas, melakukan freesex saat ditanya, mereka menjawab tidak tahu, dan menjawab lebih memprihatinkan menyatakan “enak kog dilarang??” Dan itu hanya satu dari sekian banyak cerita yang senada dengan berbagai variannya.

Salam Damai.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun