Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

PMI Memiliki Petugas Mesin Penjawab

17 Januari 2015   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya rutin menyumbangkan darah secara suka rela, lebih dari 60 kali, dengan perincian yang tertuis dalam kartu sebanyak 57 kali dan yang berlaku sebagai penyumbang pengganti sebanyak lebih dari lima kali. Anek ragam bentuk pelayanan sudah saya terima, dari yang ramah sekali, ada yang menolak dengan berbagai dalih, katanya tensi tinggi, padahal di rumah tensi relatif normal, atau alasan lainnya. Sore kemarin paling mengesan bagi saya, sadis sih tidak, judes juga tidak.

Petugas ini masih muda, mungkin sudah capek, karena mendekati jam pergantian shift, sedang pendonor banyak sekali, paling tidak ada delapan yang hendak menyumbangkan darahnya, dan semua sukarela.

Panggilan untuk cek administratif dan HB, dan tensi, percakapan ban mesin penjawab, dengan datar, tanpa ada basi-basi, apalagi maaf atau nuwun sewu, yang biasa dinyatakan karena biasanya saya donor di Jateng, DIY, dan Jatim, wajar kalau ada yang mengatakan nuwun sewu atau amit.

‘Seminggu ini minum obat”....pertanyaan pertama, datar, normatif, dan legalistik..

“Bawa kartunya”...menerima dengan tanpa memandang sama sekali, dna menaruh begitu saja

“Tangannya”....maksudnya minta tangan untuk terulur untuk ditensi...

“Tidak biasa darah tinggi kan”....ini juga datar maka tidak ada tanda tanya

“120/90”....

Langsung mengambil jarum untuk menusuk jari mengambil sampel darah untuk cek HB, sekali lagi tanpa permisi, maaf, nuwun sewu, dan amit, apalgi bismillah, pasti Muslim karena berjilbab, langsung tusuk dan malah teriak ke temannya yang ada di ruangan lain, bertanya apakah hujan.

Tanpa ada apa-apa lagi meneruskan.

“Tangannya dicuci dan tunggu dulu”....

Saya menuliskan ini bukan karena maksud apa-apa hanya geli saja ada orang yang sedemikian kaku dalam melaksanakan tugas. Saya sudah paling tidak donor di delapan kota, belum pernah ada yang se”dingin” ini, bahkan sering basa-basi berpanjang lebar, minta maaf sakit sedikit saat mengambil sampel darah, ucapan terima kasih, atau rajin juga ya, kalau ramai maaf menunggu sejenak, dan banyak lagi.

Ini menyumbang cuma-cuma, tidak terdesak waktu, jadi bisa paham dan tidak jengkel, bagaimana kalau petugas seperti itu harus menghadapi orang yang keluarganya sedang menghadapi maut?

Perlu penambahan materi komunikasi dan pelayanan saat studi ataupun kursus untuk menjadi petugas PMI. Lembaga-lembaga swasta sekarang sudah memanusiakan konsumen, ini PMI lembaga sosial malah berperilaku asosial.

Salam Damai...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun