Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Duc In Altum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyangahatn sebagai Konsep Doa dalam Budaya Dayak Kanayatn Kalimantan Barat

14 Juni 2023   09:37 Diperbarui: 14 Juni 2023   09:39 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tradisi suku Dayak Kanayatn, Ritual Nyangahatn dibagi menjadi dua bentuk yakni, Ritual Nyangahatn Mantak dan Nyangahatn Masak. Kedua ritual ini saling melengkapi satu sama lain. 

Namun, yang membedakannya pada kepenuhan peraga-peraga adat yang digunakan. Pada peraga-peraga Nyangahatn Mantak sifatnya kurang cukup, dan hal itu akan dilengkapi pada Nyangahatn Masak.

Nyangahatn Mantak

Nyangahatn Mantak bertujuan untuk memberitahukan informasi dan maksud upacara yang akan dilaksanakan kepada roh nenek moyang, Jubata, dan makhluk. Pada ritual Nyangahatn Mantak tidak ada hewan kurban atau hewan belum disembelih. Peraga-peraga adat pada tahap Nyangahatn Mantak ini belum cukup, dan kepenuhan peraga-peraga adat akan dilengkapi pada tahap Nyangahatn Masak. 

Pada saat ritual Nyangahatn Mantak, semua peraga-peraga adat diletakkan di pahar. Adapu peraga-peraga adat tersebut ialah tepung, cucur tiga potong, pelita, poe yang dimasak dalam bambu kecil, beras poe dan beras sungguh masing-masing dalam piring kecil ditumpuk jadi satu dan di atas tumpukan kedua piring kecil tersebut disimpan telur ayam kampung yang mentah satu buah, mata uang perak, minyak tengkawang, air putih, dan tampukng tawar. Pada ritual Nyangahatn Mantak ini si Panyangahatn mengucapkan doanya tentang permintaan orang yang mengadakan Nyangahatn dikabulkan.

Nyangahatn Masak

Nyangahatn Masak adalah acara menyampaikan alat ritual yang sudah siap saji atau sudah dimasak. Kemudian dipersembahkan kepada roh nenek moyang, Jubata, dan makhluk halus.[1] Yang dimasak ialah ayam. 

Pada pahar Nyangahatn Masak peraga-peraga adat kurang lebih sama dengan peraga adat di Nyangahatn Mantak, hanya saja ditambah dan disesuaikan dengan tahap Nyangahatn Masak, yaitu Nyangahatn yang bertujuan untuk memberitahukan kepada Jubata semua sudah masak dan siap dinikmati.[2] Peraga-peraga yang berbeda dengan Nyangahatn Mantak ialah daging ayam yang sudah masak dihidangkan di atas piring diberi bambu kecil sekitar 40 cm yang berisi poe masak, diraut hingga bersih. Kemudian telur rebus satu buah, lalu ditaruh di atas pahar. 

Pada ritual Nyangahatn Masak bermaksud untuk memberitahukan kepada Jubata bahwa semua yang dilakukan pada Nyangahatn Mantak sudah masak dan siap dinikmati. Kemudian makan bersama orang yang mengikuti ritual Nyangahatn.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam upacara Nyangahatn

Dalam upacara Nyangahatn peralatan-peralatan yang harus disediakan ialah:

  • Pohon, digunakan sebagai meja adat atau penampung rezeki yang akan Jubata berikan.
  • Sekapur sirih, sebagai bentuk adat ramah-tamah atau sebagai pembukaan cerita.
  • Ai atau air putih yang diambil dari sungai sebagai lambang penyuci kesejukan hidup.
  • Manok atau ayam, sebagai bentuk lambang pengorbanan kita atau sebagai kurban.
  • Tumpi atau cucur, sebagai lambang masakan adat dari kaum wanita.
  • Poe atau lemang, sebagai lambang masakan adat dari kaum laki-laki.
  • Bontokng atau beras yang dibungkus dengan daun layang, kemudian dimasak di dalam bambu, sebagai ungkapan janji yang telah disepakati bersama.
  • Talo atau telur ayam yang tidak direbus, sebagai lambang kebulatan mufakat adat.
  • Gulita atau pelita, sebagai lambang terangnya hidup dalam adat.
  • Kobet berupa sesajen dalam jumlah sedikit yang di taruh di daun layang yang di beri darah ayam, cucur, lemang, lontong, garam, dan telur. Semuanya ini sebagai lambang sosial masyarakat adat. Di dalam kobet terdapat lima macam kobet yakni, kobet rayah, sebagai lambang makan bersama. Kobet Jajo, sebagai lambang apabila dapat makanan maka harus berbagi. Kobet Panampe, sebagai lambang untuk memberi makan tamu yang datang. Kobet Pangamatn, sebagai lambang persiapan rumah tangga. Kobet Badarah, sebagai lambang perjuangan adat yang melahirkan keberanian dan ketegasan dalam adat.
  • Uang, sebagai lambang mata adat.
  • Nyalipa atau dupa, sebagai lambnag pengharum adat.
  • Baras atau beras, sebagai pentar atau bakal pelengkap hidup adat. Maksudnya harus ada persiapan hidup untuk dikemudian hari.
  • Baras Banyu atau beras yang diberi minyak, sebagai lambang persalinan raja kepala adat.
  • Baras Sasah atau beras yang dicampur dengan air, sebagai lambang kebersihan adat.
  • Kulit Langir, Minyak, Bunga Selasih, sebagai lambang perhiasan adat.
  • Tungkat atau pulut yang dimasak dalam bambu panjang dan diberi lubang di tengah, sebagai lambang tongkat adat atau sebagai pusat adat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun