Mereka hidup di alam dan menempati pohon-pohon besar, batu-batu besar, sungai, dan wilayah yang keramat. Ritual Nyangahatn wajib dilaksanakan sebagai bentuk komunikasi dengan nenek moyang, jubata, dan makhluk halus.Â
Tujuannya untuk permisi dan memberitahukan kepada mereka bahwa manusia atau masyarakat Kanayatn akan mengadakan upacara, misalnya berladang, penen padi, penyembuhan orang sakit, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, sebagai ucapan syukur kepada nenek moyang, jubata, dan makhluk halus atas rejeki yang diterima dari hasil ladang.Â
Demikian juga sebagai bentuk minta pertolongan dari nenek moyang, jubata, dan makhluk halus untuk menyembuhkan penyakit masyarakat dan meminta perlindungan dari dari serangan hama.
Ritual Nyangahatn biasanya dilakukan pada setiap ritual lainnya, seperti naik dango, menyembuhkan orang sakit, balala, dan lain sebagainya. Upacara Nyangahatn selalu dilakukan pada pembuka pada setiap acara-acara besar yang berkaitan dengan pemanggilan roh nenek moyang, jubata, dan makhluk halus dalam bentuk doa atau mantra.
Pengertian Nyangahatn dan Panyangahatn
Secara etimologi kata nyangahatn dibagi menjadi dua, yakni nyangah dan hatn. Kata nyangah berarti menyanggah, menjelaskan. Sedangkan kata hatn berarti menyerahkan pada suatu tujuan yang telah dibuat.Â
Nyangahatn merupakan bentuk cerita lisan yang berfungsi sebagai doa, seperti doa ucapan syukur, doa meminta pengampunan karena telah berbuat salah baik terhadap sesama dan juga terhadap alam, doa untuk memohon rezeki untuk waktu yang selanjutnya, biasanya untuk berladang tahun depan.
Secara eksplisit Nyangahatn berarti memanjatkan doa secara lisan kepada roh leluhur dan Jubata. Nyangahatn melekat dalam diri orang Dayak Kanayatn sebagai tatacara menyampaikan rasa syukur, mohon rezeki, perlindungan, dan kesehatan kepada roh leluhur dan Jubata. Demikian juga disertai dengan kurban yang telah ditetapkan oleh adat.Â
Dalam ritual Nyangahatn, ada salah satu orang yang memimpin ritual Nyangahatn disebut Panyangahatn.[1] Seorang Panyangahatn dituntut untuk hidup baik, layaknya seorang pemuka agama. Ia sangat dihormati oleh masyarakat Dayak. Seorang Panyangahatn mengerti seluk seluk beluk adat, mantra, dan syarat-syarat untuk ritual Nyangahatn.Â
Ketika ritual Nyangahatn dilakukan, si Panyangahatn mengucapkan doa dalam bentuk mantra. Adapun mantra yang diucapkan harus disesuaikan dengan waktu dan upacara yang sedang dilaksanakan.Â
Ritual Nyangahatn berawal dari kepercayaan orang Dayak Kanayatn terhadap kehadiran Jubata yang selalu memberikan rejeki yang berlimpah  kepada pertanian mereka. Oleh sebab itu, sebagai ungkapan syukur kepada Jubata dilaksanakanlah ritual Nyangahatn.