Beberapa tahun silam saya berlibur ke Jepang. Perasaan bahagia bercampur penasaran melingkup dalam benak. Berbagai lokasi impian hingga pose foto sudah dipersiapkan. Setibanya di Jepang saya menuju ke tempat penginapan. Tidak lama kemudian perut mulai berbunyi seolah menyuruh saya segera menuju restoran.Â
Tiba di sebuah restoran ramen, terlintas sebuah kalimat "Akhirnya saya bisa menikmati ramen Jepang secara langsung." Kala itu saya dapat merasakan perasaan senang nan bangga. Terlebih ketika melihat pelayanan yang diberi pramusaji restoran tersebut sangat baik. Perasaan senang dan terima kasih ini kemudian saya tunjukkan dengan memberi tip sebelum meninggalkan restoran.Â
Namun, hal yang mengejutkan terjadi. Salah satu pramusaji restoran segera menghampiri dan mengembalikan tip tersebut. Tindakan ini membuat saya bertanya-tanya karena hal ini belum pernah terjadi dalam hidup saya sebelumnya.
Berdasarkan pengalaman ini, saya diingatkan betapa pentingnya memahami kultur.
Tanpa disadari, kultur atau budaya sudah menjadi suatu hal yang berhubungan erat dengan hidup seseorang. Budaya secara tidak langsung sudah menjadi bagian dalam diri kita. Budaya merupakan dasar bagi seorang individu berpikir maupun bertindak. Di sisi lain, dapat dikatakan bahwa budaya merupakan bagian dari identitas manusia.
Luasnya Dunia = Kayanya Keberagaman
Dunia dengan 6 benua dan 196 negara ini tentu memiliki ragam budaya. Kita lihat saja negara kita, Indonesia. Indonesia memiliki 714 suku dan 1001 bahasa. Jadi, bagaimana cara kita memahami dan mengenal budaya-budaya yang ada?
Terdapat sebuah kajian yang khusus membahas hal ini, yaitu Kajian Kultural Komunikasi.
Kemudian, timbul pertanyaan: Apa itu Kajian Kultural Komunikasi? Apa yang terdapat dalam Kajian Kultural Komunikasi?
Pembahasan Kajian Kultural Komunikasi
Sebelum membahas lebih jauh tentang Kajian Kultural Komunikasi, dari namanya saja tentu kita bisa tahu bahwa kajian ini membahas hal-hal terkait kultur atau budaya, benar demikian?
Ya, jadi Kajian Kultural Komunikasi merupakan kajian yang secara khusus membahas terkait budaya. Namun, budaya yang dimaksud bukan hanya adat istiadat, tarian adat, music maupun makanan khas. Budaya yang dimaksud ini mencakup hingga produk budaya, simbol budaya, perilaku budaya, dan perspektif budaya (Astuti, 2003). Produk budaya yang dimaksud mencakup karya sastra, musik, dan film. Hal ini menunjukkan bahwa budaya kerap kali terepresentasikan dalam bentuk komunikasi.
Produk, simbol, perilaku, dan perspektif dalam budaya ini merupakan bentuk dari komunikasi. Budaya melihat komunikasi sebagai sarana produksi makna dan bagaimana makna tersebut dipandang dalam kebudayaan. Terdapat sebuah kalimat yang dapat merangkum hal ini "Komunikasi merupakan unsur inheren dalam kebudayaan" (Astuti, 2003).