Sekilas jika orang Indonesia mendengar kata 'Bosque' mungkin akan terpikir panggilan candaan di kalangan anak muda 'Bos ku'. Namun sebenarnya kata 'Bosque' ini adalah sebuah bahasa pemrograman baru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal 15 April 2019 lalu.
Bahasa pemrograman ini bersifat open source yang terinspirasi dari sintaks TypeScript, simatik Machine Learning dan Node.js. Menurut pendirinya yaitu Mark Marron (computer scientist) Microsoft, Bosque merupakan bahasa pemrograman sederhana yang mudah dipahami oleh manusia dan mesin, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengembang dan kualitas perangkat lunak.
Memperkenalkan Bosque, Mark Marron mengatakan:
"Bahasa pemrograman Bosque dirancang untuk menulis kode yang sederhana, jelas, dan mudah digunakan untuk manusia dan mesin. Fitur desain utama dari Bosque menyediakan cara untuk menghindari kompleksitas yang tidak disengaja dalam proses pengembangan dan pengkodean. Sasarannya adalah meningkatkan produktivitas pengembang, meningkatkan kualitas perangkat lunak, dan memungkinkan berbagai kompiler baru dan pengalaman pengembang perangkat"
Bosque membahas lima sumber utama kompleksitas tidak disengaja, yaitu 'Status dan Frame Yang Dapat Diubah', 'Loop, Rekursi, dan Invarian', 'Perilaku tak tentu', 'Pelanggaran Invarian Data', dan 'Kesetaraan dan Pengasingan'.Â
Bosque tidak memerlukan for, while dan do while ia mendekati kondisional dengan cara yang berbeda. Microsoft memeperkenalkan Functors yang melayani tujuan Loop dan dapat meningkatkan kualitas dari perangkat lunak.
Berikut perbedaan fungsi dari Loop dan Functor:
Â
Untuk menyederhanakan kolaborasi dengan peneliti lain dan komunitas pengembang yang lebih luas, proyek ini dikembangkan di repository GitHub berlisensi Open Source (MIT).Â