Mohon tunggu...
Paula Mei Rindiani
Paula Mei Rindiani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya suka berorganisasi, selain itu saya juga menyukai matematika karena kalau suka kamu, kamu tidak suka balik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Maraknya Kriminalitas Remaja Diakibatkan karena Pemberontakan Diri atau Suatu Lambang Keberanian?

15 November 2023   19:29 Diperbarui: 15 November 2023   19:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwahanariau.com%2Fnews%2Fdetail%2F12281%2Fpolisi-akan-tindak-remaja-lakukan-kriminalitas&psig=AOvVaw1

Halo sobat kompasiana...

Sebagai pembuka, saya bukanlah seorang penulis handal dalam menulis artikel. Saya juga bukan sastrawan yang pintar menyusun kata-kata sastrawi. sebenarnya saya hanya seorang pelajar yang mendapat tugas untuk belajar  menulis artikel melalui media kompasiana. Itu saja dari saya semoga sobat kompasiana bisa terberkati melalui artikel ini. 

Dalam beberapa tahun ini, masyarakat dikejutkan dengan sering terjadinya tindak kriminalitas di berbagai daerah. Tidak dipungkiri tindakan kriminalitas yang terjadi di beberapa daerah dilakukan anak remaja, yang awalnya hanya kenakalan remaja biasa. Namun, dengan berkembanganya jaman saat ini, kenakalan remaja sudah menunjukan kualitas kenakalan yang menjurus pada tindak kriminalitas, seperti mencuri, tawuran, membegal, memperkosa bahkan sampai membunuh. Yang kelihatannya dikira oleh mereka hanya biasa biasa saja, apalagi ada yang menganggapnya sebagai sesuatu kebanggaan.

Mereka sering menyebutkan perilaku tersebut hanyalah sebagai penunjukkan lambang sesuatu keberanian dirinya. Namun, perilaku remaja yang negatif ini di kalangan masyarakat dianggap sebagai suatu perilaku yang amat memprihatinkan bagi kalangan remaja di Indonesia.

Seperti yang dikatakan Kartono (2005), pakar Sosiologi "Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala Patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya,mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".    

Kenakalan remaja menurut beberapa Psikolog, adalah segala perbuatan yang dilakukan remaja dan melanggar aturan yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun begitu, fenomena kenakalan remaja adalah sesuatu yang normal. Ketika seseorang beranjak remaja, beberapa perubahan terjadi, baik dari segi fisik maupun mental. Beberapa perubahan psikologis yang terjadi di antaranya adalah para remaja cenderung untuk resisten dengan segala peraturan yang membatasi kebebasannya. Karena perubahan itulah banyak remaja melakukan hal-hal yang dianggap nakal. Meskipun karena faktor yang sebenarnya alami, kenakalan remaja terkadang tidak bisa ditoleransi lagi oleh masyarakat. Karena itu, peran orangtua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian remaja ini. (Kompas.com 2013) Namun, sayangnya tidak semua orangtua mengetahui perubahan sikap pada anaknya.

Banyak orang tua berusaha untuk memahami hal itu, akan tetapi para orangtua justru membuat seorang remaja semakin nakal. Misalnya, dengan semakin mengekang kebebasan anak tanpa memberikannya hak untuk membela diri.karena hal itu mengakibatkan, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Sehingga sering terjadi konflik keluarga, pemberontakan, depresi, dan resah. Tindakan ini sangat berisiko, dan sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan masa-masa lain di sepanjang kehidupannya.

Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya mengalami hal ini. Adanya motivasi dan pengawasan dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan keteladanan dalam pengembangan karakter melalui pendidikan agama. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja, Nunung Unayah dan Muslim Sabarisman 139. Anak remaja harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik. Remaja juga harus membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh dengan teman sebaya atau komunitas yang ada. Selain itu perlu juga adanya kerjasama dari berbagai peneguk hukum yang terkait, baik pemerintahan selaku penegak hukum dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membiasakan hidup tentram dan damai dalam segala sesuatu sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di masyarakat. (Nunung Unayah dan Muslim Sabarisman, 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun