Mohon tunggu...
Pauja Ratnawati
Pauja Ratnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kejujuran itu sangat bermakna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan belajar di SD

14 Juni 2024   23:48 Diperbarui: 15 Juni 2024   00:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD

PEMBAHASAN
Pengertian Bimbingan dan Konseling

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua siswa mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.
Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sukardi (2000:20) mengungkapkan pengertian bimbingan yaitu Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Adapun pengertian konseling menurut Walgito (2004:7) bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Konseling menurut pengertian di atas adalah bentuk bantuan yang diberikan untuk individu melalui wawancara untuk menyelesaikan masalah kehidupannya agar individu tersebut mencapai kesejahteraan, dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Dengan memperhatikan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dan
kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing.
b. Bantuan yang diberikan ditujukan untuk tercapainya kemampuan yang optimal,
maupun memahami diri, mengarahkan diri, mengatasi masalah, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, serta mampu membuat keputusan yang bijaksana dalam merencanakan masa depan.
c. Untuk melaksanakan bantuan tersebut diperlukan personil/orang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus serta pengalaman yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.
Maka jelaslah, layanan bimbingan di sekolah adalah suatu kegiatan profesi yang
harus dilakukan oleh petugas profesional. Dalam hal ini adalah guru pembimbing yang ada di sekolah.

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Seperti diketahui siswa di SD atau siswa SD adalah individu yang berusia antara enam sampai dengan duabelas tahun, yang berdasarkan tugas perkembangannya berada dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak sampai masa remaja awal. Dalam menghadapi masa perkembangan tersebut siswa SD sebagai individu yang tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak, kadang-kadang menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, yang membuat mereka memerlukan bantuan dari orang lain, khususnya kedua orang tua dan pendidik mereka.
Ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SD terbagi dalam empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno (1997: 61), empat fungsi tersebut adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/ pemeliharaan. Empat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh layanan meliputi layanan

orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Dengan menempatkan tenaga konselor di SD diharapkan beban guru dalam membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD diharapkan membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, membantu siswa yang mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan maupun permasalahan pembelajaran siswa.
Problematika Belajar Siswa di SD
Belajar merupakan usaha untuk mencapai sebuah tingkah laku yang diharapkan, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari belajar dapat dilihat secara nyata dalam bentuk penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan dan ketrampilan, dan kemampuan menilai terhadap sikap dan perilaku dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar adalah proses psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya (Sardiman, 2012: 20).
Pada praktiknya proses pendidikan dan belajar siswa tidak pernah berjalan lancar, selalu ada permasalahan. Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bervariasi mulai dari berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah, motivasi belajar rendah, masalah penyesuaian diri, kesulitan mengikuti pelajaran, prestasi belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan oleh siswa yang bodoh melainkan disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah. Hal ini tidak terlepas dari dampak perkembangan ilmu, pengetahuan dan tekhnologi serta seni yang berdampak pada perubahan gaya hidup di masyarakat. Sebab itu peran bimbingan dan konseling belajar dewasa ini sangat dibutuhkan bagi siswa dalam hal ini adalah siswa di SD.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor penyebab kesulitan belajar siswa antara lain faktor intern dan faktor ekstern, berikut ini akan diurikan lebih lanjut:
a. faktor Intern : sakit, kurang sehat, cacat tubuh, intellegensi, bakat, minat, motivasi,
kesehatan mental, dan tipe belajar anak.
b. faktor ekstern
1) faktor keluarga : cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.
2) faktor sekolah: guru, factor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kurang.
3) faktor mass media dan lingkungan sosial : bioskop, TV, majalah, komik, teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain sebagainya..
Yusuf dkk (2004:63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat
keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:
a. faktor internal antara lain: 1) kemampuan belajar yang rendah, 2) motivasi belajar
yang rendah, 3) sakit-sakitan, 4) sikap pesimis, 5) sikap negatif terhadap pelajaran, 6) kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 7) panca indra kurang berfungsi secara optimal, 8) mengalami setres.
b. faktor eksternal antara lain: 1) kurang memiliki fasilitas belajar, 2) teman yang malas belajar, 3) iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 4) iklim kehidupan sekolah yang kurang kondusif, 5) interaksi siswa dengan guru kurang harmonis, 6) proses belajar kurang tertata dengan baik, 7) fasilitas belajar kurang lengkap. Faktor-faktor di atas (ekstern maupun intern) saling berinteraksi secara lagsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dalam proses belajar seseorang sudah pasti akan menghadapi kesulitan dan kegagalan, sehingga faktor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam belajar harus ditangani sedini mungkin dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan di dalam proses belajarnya dan memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik itu kebiasaan yang baik maupun kebiasaan belajar yang buruk.

Kesimpulan
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal, diantaranya adalah:
1. membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi.
2. mencapai cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok
anak.
2. menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.
3. membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
4. menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya
Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang akan dating. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilai- nilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun