Dalam pemahaman masyarakat muslim lokal, Maluku diartikan dengan daerah raja-raja. Pengertian tersebut memiliki korelasi dengan masuknya Islam pertama kali di Maluku, sesuai sejumlah dukumen sejarah, pada abad ke VII Masehi. Misi dakwah dan dagang para mubaligh membuat Islam masuk ke Maluku. Cengkeh dan Pala di Maluku, cendana di Timor merupakan produk primadona dunia ketika itu.
Ketika panglima Islam Tariq bin Ziad atas perintah Gubernur Islam Afrika Utara dalam pemerintahan Walid bin Malik atau Al-Walid I (705-715) dari Dinasti Umayyah, berhasil menaklukan Spanyol dari Goth Barat, kekaisaran Visigoth. Islam menjadikan Cordoba di Spanyol sebagai ibukota sekaligus sebagai pintu memasuki Eropa.
[caption id="attachment_106211" align="alignright" width="285" caption="Penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) 711 M. google"][/caption] Situasi regional dan nasional saat itu, sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina, menjelang akhir perempatan ketiga abad VII masehi, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya.
Perdagangan dan penyebaran Islam menjadi utama. Cengkih dan beberapa rempah-rempah dari Maluku mulai didagangkan di pusat-pusat pemerintahan kekhalifahan Islam. Tidak terkecuali di Cordoba, Spanyol yang berbatasan langsung dengan Portugis. Berarti, jauh sebelum Spanyol dan Portugis menginjakkan kakinya di Malaka (1511) kemudian Maluku (1512), Islam telah membawa Maluku menjadi daerah paling penting dalam perdagangan internasional. Portugis dan Spanyol dan gabungan pasukan salib, setelah mengalahkan Islam di Cordoba, mulai mencari tahu jalur perdagangan internasional untuk sampai ke pulau rempah-rempah.
Sebelum kedatangan Spanyol dan Portugis, kematangan sosial religius Islam mengilhami sejumlah kerajaan-kerajaan di Maluku mulai didirikan. Meskipun masih bersifat lokal dan struktur pemerintahannya sederhana, namun lambat laun sistim pemerintahan kerajaan mulai diarahkan sepenuhnya kepada pemerintahan Islam.
[caption id="attachment_106212" align="alignleft" width="450" caption="Malaka, google"][/caption] Setelah 1511 Alfonso de Albuquerque menaklukan Malaka, Ia mengirim laporan kepada Raja Portugis, bahwa pulau rempah telah ditemukan. Selanjutnya de Albuquerque mengirim Antonio de Abreu dan Francisco Serrao, 11 November 1511 menuju Maluku. Mendengar kedatangan bangsa asing itu di Hitu, Sultan Bolief memerintahkan Pangeran Juliba menjemput Francisco Serrao di Hitu untuk dibawa ke Ternate. Perubahan besar pun terjadi di Maluku setelah kedatangan Serrao. Tentu pula, Malaka memliki nasib yang sama dibawah pendudukan Portugis.
Al-Mulk
Maluku, bukan hanya Provinsi Maluku saat ini. Maluku meliputi Maluku Utara hingga Maluku Selatan, bahkan sebagian kecil Sulawesi dan Mindanau Philipina Selatan adalah bagian dari wilayah Maluku. Kata “Maluku”, berasal dari Al-Mulk, diabadikan oleh salah satu surat dalam Al-Quran. Surah Al-Mulk adalah surah ke-67 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat Makkiyah, terdiri atas 30 ayat. Dinamakan Al Mulk yang berarti kerajaan atau kekuasaan, diambil dari kata Al Mulk yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
“Maha Suci Tuhan yang di tangan-Nya segala kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu"
Maluku dan Malaka memiliki persamaan akar kata maupun istilah, apabila Malaka dan Maluku kita hubungkan dengan Al-Mulk, berarti keduanya berarti kerajaan. Al-Mulk memiliki tiga huruf utama pembentuknya. Yaitu : Miim, Lam dan Kaf. Yang membedakan antara Malaka dan Maluku hanya pada huruf ‘a’ dan ‘u’ pada akhir kata.
Dari Al-Quran ini kita akan tertarik untuk menghubungkan Maluku dan Malaka sebagai dua kawasan historis yang telah memberi perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebelum dan di awal masa imperialisme.
Pertanyaannya, mengapa setelah mencari dan menaklukkan Malaka, Portugis langsung mengutus pembantunya untuk mencari Maluku. Seberapa pentingkah Malaka dan Maluku bagi Portugis sehingga harus dicari dan ditaklukkan. Apakah karena kesamaan nama, atau rempah-rempah yang menjadi tujuan utama Portugis ketika itu? Wallahualam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H