rasa tak berwarna, mata air mengering,
sebuah lisan jiwa yang tak terucap,
hanya diam dan tatap sunyi,
: ayah,
mengapa pergi sebelum kupuas meminum,
air hidup dari batu hidupmu,
mengapa pergi saat kembara lalu,
dan
kini tinggal pusara,
nisan
namamu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!