Seiring dengan perkembangan zaman, paradigma terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) mengalami pergeseran, dimana pada saat ini karyawan ataupun pegawai dipandang sebagai aset yang sangat berharga dan bernilai bagi suatu organisasi ataupun perusahaan. Sebagai asset perusahaan, karyawan berperan aktif dalam aktivitas perusahaan dalam rangka mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus mampu mengelola karyawan atau sumber daya manusia yang dimilikinya dengan baik agar tetap bisa memberikan kontribusi terbaik kepada organisasi ataupun perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam bidang organisasi, maupun perusahaan, dimana fokus utama dari Sumber Daya Manusia (SDM) adalah memberikan kontribusi terhadap pencapaiian output dan tujuan dari perusahaan tersebut. Agar produktifitas dan kinerja perusahaan berjalan dengan efektif, efisien dan optimal diperlukan karyawan ataupun pegawai yang berkualitas dan memiliki potensi kemampuan yang tinggi (bertalenta).
Salah satu tujuan dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk menentukan dan kuantitas serta kualitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan, dan menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan fungsi dari manajemen sumber daya manusia sendiri mempunyai kegiatan seperti perencanaan, rekrutmen, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, pemberhentian, pengintergrasian, kompensasi dan evaluasi kinerja. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas maka perusahaan harus mempunyai dan menjalankan sistem pengadaan karyawan yang tepat dan berkualitas.Â
Sejalan dengan itu maka langkah awal yang menjadi kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional adalah terletak pada proses rekrutmen, dan seleksi calon tenaga kerja untuk merekrut karyawan-karyawan yang sesuai kebutuhan, professional dan berkualitas/bertalenta. Mencari karyawan ataupun pegawai yang professional, bertalenta berkualitas dan memiliki standar kerja yang tinggi tidaklah mudah. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen dan seleksi tenaga kerja dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Rekrutmen adalah proses mengahasilkan suatu kelompok pelamar yang memenuhi syarat untuk pekerjaan-pekerjaan organisasional (Mathis & Jackson, 2006).Â
Seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan pada organisasi (Mathis & Jackson, 2006).
     Dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan maupun pegawai dari suatu perusahaan idealnya harus dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan secara tepat, professional, dan transparan dalam rangka menyaring karyawan maupun pegawai yang sesuai kebutuhan perusahaan, berkompeten, bertalenta dan memiliki standar kerja yang tinggi sehingga dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan dengan optimal. Terdapat beberapa prinsip dasar dalam rekrutmen dan seleksi yang harus diikuti oleh operusahaan dalam rangka untuk memastikan proses rekrutmen dan seleksi berjalan dengan tepat dan menghasilkan pegawai yang bertalenta serta berkualitas, yaitu sebagai berikut :
- Ketahui pekerjaan dan persyaratannya : Sebelum merekrut, penting untuk memahami pekerjaan, persyaratannya, serta keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakannya secara efektif. Hal ini akan membantu perekrut mengidentifikasi kandidat kompeten yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang tepat untuk peran tersebut.
- Menarik dan mencari kandidat : Sebuah organisasi perlu menjangkau kandidat potensial melalui berbagai sumber seperti portal kerja, bursa kerja, media sosial, dan referensi karyawan. Hal ini akan membantu memperoleh lebih banyak kandidat untuk dipilih.
- Evaluasi kandidat : Setelah proses rekrutmen dimulai, penting untuk mengevaluasi kandidat dengan cermat. Evaluasi harus mencakup kombinasi wawancara, tes, dan pemeriksaan referensi untuk menentukan kesesuaian kandidat untuk pekerjaan tersebut.
- Jaga agar proses rekrutmen tetap transparan : Proses rekrutmen harus transparan dan adil bagi semua kandidat. Komunikasi dengan kandidat harus jelas dan tepat waktu mengenai status lamaran mereka.
- Membuat keputusan berdasarkan informasi : Setelah evaluasi, tim rekrutmen harus membuat keputusan berdasarkan kualifikasi, pengalaman, dan potensi kecocokan kandidat dalam organisasi.
- Memberikan pengalaman kandidat yang positif : Proses rekrutmen harus memberikan pengalaman positif kepada kandidat dengan memastikan komunikasi yang jelas, umpan balik yang tepat waktu, dan perlakuan penuh hormat selama proses perekrutan.
Namun pada praktek dan kenyataannya masih terdapat fenomena kecurangan dan penyimpangan yang terjadi pada proses rekrutmen dan seleksi di perusahaan-perusahaan maupun instansi pemerintahan.
a. Potensi kecurangan praktek Korupsi atau suap
     Proses rekrutmen ini, seringkali dijadikan sumber pendapatan illegal dari beberapa oknum pegawai yang melakukan melalui praktek suap, sogok menyogok, pungutan liar dan pemerasan. Praktek-praktek tersebut sulit ditindak tegas karena hanya ada pengakuan dari satu pihak dan sudah menjadi rahasia umum banyak orang yang rela melakukan tindakan kecurangan tersebut karena sulitnya mendapatkan pekerjaan.
b. Potensi kecurangan Kolusi
Kolusi secara singkat diartikan sebagai persengkongkolan atau kerja sama antar individu maupun beberapa pihak yang terkait untuk memanipulasi hasil rekrutmen BUMN secara online. Tentu potensi kecurangan ini bisa saja terjadi dan tentu jika ini terjadi ini merusak sistem Rekrutmen itu sendiri.
Kolusi yang mungkin terjadi adalah pertukaran informasi baik itu antar peserta atau panitia seleksi yang membocorkan data seperti soal-soal tes atau pertanyaan. Dengan adanya akses pada informasi tersebut tentu saja akan membuat keuntungan bagi pihak tertentu sehingga membuat keunggulan yang tidak adil.
