Mohon tunggu...
Patrik Cahyo Lumintu
Patrik Cahyo Lumintu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta Foto Indonesia

Patrik Cahyo Lumintu (lahir 1994) adalah seorang fotografer jurnalistik yang tinggal di Surabaya, Indonesia. Karyanya telah ditampilkan di Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA FOTO, The Times Of London, Avaxnews, dan Reuters. Patrik pernah menjadi peserta Sinau Foto 3 Brewster 2018, serta Workshop Antara Goes To Campus 2021. Pada tahun 2018 mendapatkan penghargaan lomba fotografi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS UNIROW), Kementerian PUPR kategori mahasiswa bertajuk Inovasi Daur Ulang Sampah Perkotaan, World Habitat Day & PUPR 2022, & LEKSARA UNIVERSITAS ANDALAS 2021.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Surga di Balik Sunyinya Gua Maria Wening Kalbu

7 Februari 2024   20:14 Diperbarui: 9 Februari 2024   03:04 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah peziarah menuruni anak tangga usai berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)

Gua Maria yang tersembunyi di dalam jantung gunung yang sunyi nan penuh kedamaian, gua ini mengundang setiap langkah dengan aroma spiritual yang kental. 

Gua Maria Wening Kalbu yang terletak di Dusun Wonosari RT 001 RW 007, Kelurahan Jurang Jero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Gua Maria ini masuk dalam lingkungan Santo Yohanes Pembaptis, secara struktural di bawah naungan Paroki Santo Petrus & Paulus Kelor, Karangmojo. 

Gua Maria Wening Kalbu yang terletak di Dusun Wonosari, Jurang Jero, Ngawen, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)
Gua Maria Wening Kalbu yang terletak di Dusun Wonosari, Jurang Jero, Ngawen, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)

Suasana hening tergantung di udara, membiarkan hanya suara gemericik air dan nyanyian burung-burung menjadi lagu pelipur lara. Tak jauh dari gua, terdapat Kapel Santo Aloysius Gonzaga, Wonosari. 

Perjalanan menuju gua ini bukanlah perjalanan biasa. Setiap langkah yang diambil harus ditempuh melalui anak tangga yang terukir di alam terbuka. Setiap anak tangga adalah tangga ke arah ketenangan batin. 

Dua peziarah menyalakan lilin sebelum berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)
Dua peziarah menyalakan lilin sebelum berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)

Dalam keheningan hutan, langkah-langkah tersebut membimbing pengunjung menuju tempat yang disucikan oleh waktu dan doa.

Sesampainya di gua, aura keanggunan semakin terasa. Dinding gua yang alami menampilkan keindahan batu-batu yang terpahat oleh alam. Sebuah pancaran cahaya redup menyoroti patung Maria yang menyejukkan, menciptakan atmosfer spiritual yang membius hati. 

Di sinilah, pengunjung dapat meresapi kedamaian sejati dan merasakan kehangatan doa yang terlukis dalam keheningan gua.

Sejumlah peziarah menuruni anak tangga usai berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)
Sejumlah peziarah menuruni anak tangga usai berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)

Gua Maria Wening Kalbu bukan hanya destinasi fisik, tetapi juga perjalanan rohaniah yang mengangkat jiwa. Setiap detik di dalam gua ini adalah pengalaman mendalam yang memimpin menuju kecemerlangan spiritual, dengan langkah-langkah menuju gua yang diapit oleh keheningan alam yang menyejukkan.

Bagi peziarah yang sepuh atau lanjut usia, perlu diperhatikan bahwa perjalanan menuju Gua Maria Wening Kalbu menawarkan keindahan yang luar biasa, tetapi juga menantang dalam hal aksesibilitas. 

Dua peziarah menuruni jalan terjal usai berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)
Dua peziarah menuruni jalan terjal usai berdoa di Gua Maria Wening Kalbu, Wonosari. (Foto: Patrik Cahyo Lumintu)

Meskipun keindahan gua dapat menjadi daya tarik yang kuat, para peziarah yang sepuh mungkin perlu mempertimbangkan keterbatasan fisik mereka sebelum memutuskan untuk mengikuti perjalanan ini. 

Mendaki anak tangga yang terjal dan berkelok-kelok dapat menjadi tantangan yang cukup berat bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas atau masalah kesehatan tertentu. 

Patrik Cahyo Lumintu adalah Pewarta Foto Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun