Mohon tunggu...
Patrick Waraney Sorongan
Patrick Waraney Sorongan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Ende gut, alles gut...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Jokowi "Emoh" Maju ke Pilkada Solo

11 Desember 2020   21:19 Diperbarui: 11 Desember 2020   21:41 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Jokowi Mulai Membangun Usaha Mebel (Foto:Kumparan/Ist)

Saking setianya sebagai 'pelanggan' Surakarta Hari ini, Jokowi beberapa kali menunggu selama sejam lebih, bahkan pernah hampir dua jam. Padahal, Jokowi sudah berulangkali disampaikan, agar datang ke studio minimal setengah jam sebelum 'talkshow' dimulai. "Kayaknya saya ini jadi 'bumper', ya?" candanya kepada saya yang sedang memimpin siaran berita sekaligus rutin mengoperasikan 'prompter' untuk presenter di 'news room'.

Kalau sudah begini, apa mau dikata, biasanya saya langsung menelpon 'office boy', supaya membawakan kopi plus beragam koran terutama Solo Pos untuk Jokowi, supaya 'tabah bertahan lama' menunggu. Rasanya, nyaman melihat seorang narasumber setia seperti Jokowi, menyeruput kopi dan membaca koran sambil didandani di ruang salon dan 'wardrobe' sebelum tampil di depan kamera.

Hingga suatu ketika, media massa di Solo mulai menebak-nebak pengganti Wali Kota Slamet Suryanto menjelang digelarnya pilkada setempat. Heru, rekan wartawan TA Tivi asal Sragen yang juga kader PDIP di kabupaten itu, lumayan lihai mereka-reka nama-nama tokoh setempat yang dinilainya 'mumpuni' untuk maju ke bursa Wali Kota Solo. Di antaranya, menurut Heru, yakni Jokowi. "Saya yakin, bisa. Ayo mancing Beliau agar mau maju," sarannya.

Ajakan Heru langsung saya iyakan. Maklum, saya sedang mengincar meja makan model sayap kupu-kupu di bengkel mebel Jokowi.

'Sayang seribu sayang'. Kalimat seperti 'ah ndaklah Mas, politik itu kotor' yang selalu dijawab oleh Jokowi saban disinggung tentang kesediaannya untuk maju sebagai calon wali kota. Dan, saat berbincang-bincang santai usai wawancara, barulah saya mengutarakan niat untuk membeli sebuah meja kayu sayap kupu-kupu. "Minimal saya cicillah," kata saya.

Jokowi hanya tersenyum.

Tak lama usai wawancara tersebut, pagi itu sebuah mobil bak terbuka memasuki halaman rumah kontrakan saya di kawasan Bibis Wetan, tepi Bengawan Solo. Bak mobil itu memuat sebuah meja makan sayap kupu-kupu. "Kami disuruh \nganter' pesanan meja ini dari Pak Jokowi," kata si pengemudi.

Saya kemudian pindah ke stasiun televisi swasta lokal lainnya di Jateng, yakni ProTv, kawasan Srondol, Kota Semarang, milik Prima Entertainment, yang kini menjadi MNC Semarang. Dan, beberapa bulan kemudian, terbetik kabar bahwa Jokowi maju ke Pilwako Solo bersama calon wakilnya, FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPC PDI-P setempat.

Hingga suatu ketika, saat saya sedang menikmati pecel lele di kompleks Terminal Terboyo di pinggiran Kota Semarang, seorang rekan dari Solo menelpon bahwa Jokowi  berhasil terpilih sebagai Wali Kota Solo yang ke-16.

Akhirnya, ada saatnya bagi seseorang untuk mengubah keputusannya demi suatu pilihan yang dianggap paling baik, Dan sekarang ini, setidaknya, sebuah stasiun televisi lokal di Solo, yakni TA Tv,  sempat 'mengawal' karir  seorang Joko Widodo, dari seorang pengusaha mebel, akhirnya terjun berturut-turut ke 'dunia yang kotor': menjadi Wali Kota  Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan...mencapai karier politik yang sangat gemilang di NKRI tercinta ini: menjabat Presiden RI, bahkan...hingga dua periode.(***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun