Mohon tunggu...
Patrick Ayrton
Patrick Ayrton Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Siswa Kolese Kanisius Angkatan 25

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Skarsitas Integritas dalam Profesionalitas

7 November 2024   12:38 Diperbarui: 7 November 2024   13:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tia Rahmania adalah contoh nyata seorang profesional yang mempertahankan integritasnya di tengah intrik politik di tempat kerja. Meski diberhentikan dari posisinya, Tia memilih untuk tidak mengorbankan prinsip moralnya demi mempertahankan pekerjaannya. Keputusan ini menunjukkan bagaimana keteguhan hati terhadap nilai-nilai kebenaran sering kali diuji dalam dunia kerja yang sarat dengan tekanan dan godaan untuk berkompromi. Sebagaimana dikatakan oleh C.S. Lewis, "Integritas adalah melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat." Narasi ini menggambarkan perjuangan seseorang yang lebih memilih kehormatan dibandingkan kenyamanan.

Di dunia kerja, individu yang menjaga integritas sering dipandang berbeda dibandingkan dengan mereka yang memilih jalan pintas demi keuntungan pribadi. Seorang pekerja yang setia pada prinsip moralnya mungkin diabaikan atau bahkan diberhentikan, seperti Tia Rahmania. Sebaliknya, mereka yang mengorbankan nilai integritas demi mempercepat kenaikan jabatan sering mendapat pengakuan cepat, meskipun reputasi mereka dapat terancam. Di sinilah perbandingan penting muncul antara integritas yang dibangun perlahan tetapi kokoh dan ambisi yang dibangun di atas kepalsuan.

Bayangkan seorang karyawan yang menemukan dokumen rahasia perusahaan dan diminta atasannya untuk menggunakannya demi keuntungan pribadi. Bagi mereka yang memegang teguh integritas, ini adalah ujian nyata. Meskipun konsekuensi menolak perintah tersebut bisa mengancam posisi mereka, pekerja dengan integritas akan memilih untuk melaporkan pelanggaran tersebut atau menjaga kerahasiaan. Sementara itu, mereka yang tidak memprioritaskan moralitas mungkin akan mengikuti perintah tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap perusahaan dan dirinya sendiri.

Di sebuah perusahaan teknologi yang sedang berkembang, ada seorang manajer proyek bernama Danu. Dalam sebuah rapat, Danu dihadapkan pada dilema ketika direksi memintanya untuk memanipulasi laporan progres proyek demi menutupi kesalahan teknis yang telah terjadi. Menjaga integritas berarti Danu harus menolak instruksi tersebut, meski risikonya adalah kehilangan posisinya yang sudah ia bangun selama bertahun-tahun. Akhirnya, Danu memilih untuk melaporkan situasi sebenarnya kepada divisi audit internal. Keputusannya menimbulkan ketegangan, namun setelah proses penyelidikan, perusahaan menyadari bahwa kejujuran Danu menyelamatkan mereka dari kerugian yang lebih besar di masa depan. Kasus Danu ini membuktikan bahwa integritas bukan hanya soal moralitas pribadi, tetapi juga kepentingan perusahaan secara keseluruhan.

Kasus korupsi dalam perusahaan besar sering melibatkan individu yang mengorbankan integritas mereka demi keuntungan finansial atau kedudukan. Seorang manajer keuangan di perusahaan multinasional menolak menandatangani laporan keuangan palsu yang diperintahkan oleh direksi. Meskipun posisinya terancam, ia memilih untuk melaporkan kasus tersebut kepada otoritas terkait. Tindakan berani ini membuka skandal besar yang menyelamatkan perusahaan dari kehancuran dan meningkatkan kredibilitasnya sebagai individu yang teguh pada prinsip. Seperti yang dikatakan oleh Oprah Winfrey, "Integritas sejati adalah melakukan hal yang benar, mengetahui bahwa tidak ada yang akan tahu apakah Anda melakukannya atau tidak." Kasus ini menunjukkan bahwa menjaga integritas memang bukan keputusan yang mudah, tetapi dampaknya dapat menyelamatkan reputasi dan masa depan perusahaan.

Menurut pandangan saya, menjaga integritas adalah pilihan bijak yang akan selalu menghasilkan nilai jangka panjang, baik bagi individu maupun organisasi. Ketika kita menjaga integritas, kita menunjukkan kepada orang lain bahwa kita dapat dipercaya dan membangun pondasi kepercayaan diri yang kuat dalam diri kita sendiri. Dunia kerja sering penuh dengan tekanan dan godaan untuk mencari jalan pintas. Namun, tindakan-tindakan tersebut mungkin memberikan keuntungan sesaat, tetapi akan merusak pondasi karier di masa depan. Integritas, menurut saya, adalah seperti kompas yang menuntun kita menuju kesuksesan dengan cara yang benar dan terhormat.

Dari pengalaman Tia Rahmania dan berbagai contoh lain, jelas bahwa integritas bukan hanya tentang menjalankan prinsip, tetapi juga mempertahankan harga diri dan reputasi profesional. Integritas adalah fondasi dari setiap hubungan profesional yang sehat. Tanpa integritas, tidak ada kepercayaan yang dapat terbentuk, dan tanpa kepercayaan, kolaborasi dalam tim atau organisasi akan runtuh. Mempertahankan integritas adalah keputusan yang terkadang menuntut keberanian dan pengorbanan, namun hal ini memberi makna pada perjalanan karier dan memberikan kepuasan batin yang tidak dapat diukur dengan keuntungan materi.

Integritas dalam dunia kerja dapat dianalogikan seperti akar dari sebuah pohon besar. Akar ini mungkin tidak terlihat dari luar, namun kekuatan dan ketahanan pohon sangat bergantung padanya. Pohon dengan akar yang kokoh dapat bertahan menghadapi badai dan angin kencang; begitu juga dengan seseorang yang berpegang pada prinsip moral dan integritas. Tantangan dan godaan di dunia kerja bisa datang silih berganti, seperti angin yang menerpa pohon. Mereka yang memiliki akar integritas yang kuat akan mampu berdiri tegak meskipun terguncang oleh godaan atau tekanan.

Integritas memainkan peran penting dalam membentuk karir yang sukses dan hubungan profesional yang sehat. Ketika seseorang mempertahankan integritasnya, mereka menarik kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya. Rekan kerja, atasan, bahkan klein, akan lebih nyaman dan yakin berurusan dengan individu yang dikenal jujur dan dapat diandalkan. Kepercayaan inilah yang sering membuka pintu-pintu baru dalam karier, seperti promosi, kemitraan, atau tanggung jawab yang lebih besar. Selain itu, integritas juga menciptakan suasana kerja yang positif, di mana karyawan merasa aman untuk menyampaikan pendapat tanpa rasa takut, dan atasan yakin bahwa keputusan diambil berdasarkan informasi yang benar.

Integritas yang dijaga dengan baik membawa dampak positif bagi karir dan hubungan profesional seseorang. Karyawan dengan reputasi jujur dan dapat dipercaya akan lebih mudah membangun relasi yang kuat dan mendapatkan kepercayaan serta tanggung jawab lebih tinggi. Profesional yang memegang teguh integritas cenderung memiliki kehidupan kerja yang lebih tenang dan terhindar dari rasa bersalah atau tekanan moral. Integritas memberikan ketenangan pikiran, rasa hormat dari rekan sejawat, dan kekuatan moral yang menjadi landasan bagi pengembangan karier yang berkelanjutan dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun