Mohon tunggu...
Patrick Alexander Putra Cengga
Patrick Alexander Putra Cengga Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Profesi saya adalah pelajar SMA di sebuah lembaga pendidikan calon imam katolik. Saya memiliki satu pencapaian, yaitu memperoleh predikat Magna Cumlaude dan juara satu di hati-Nya. Saya mengikuti organisasi OSIS sebagai pengurus Dewan Koordinasi Majalah (DKM) dan pernah menjabat sebagai Ceremonarius II OSIS Glacier.

Topik favorit : Pendidikan Hobi : Bernyanyi, beropini, bermain musik, dan mengerjakan soal matematika Kepribadian : Baik, agak aneh, dan suka berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revitalisasi Pendidikan Vokasi: Menghadapi Tantangan Zaman

24 Februari 2023   09:46 Diperbarui: 24 Februari 2023   09:55 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi manusia yang besar sehingga mencapai angka 277 juta jiwa pada tahun 2023 ini. Oleh karena itu, Indonesia menyandang nama negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia. Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia dapat dijadikan investasi bagi prospek hidup bangsa. 

Mengingat dalam dekade 2020-2030 ini, Indonesia sedang mengalami fase Bonus Demografi. Prediksi Badan Kependudukan perihal kuantitas manusia berusia produktif (15-64 tahun) benar-benar terjadi. Kepala BPS, Suhariyanto menyatakan bahwa berdasarkan survei terakhir BPS tahun 2020, usia produktif mencapai 70,27% dari total 270,7 jiwa.

Menanggapi hal ini, Sri Mulyani menyatakan bahwa cita-cita Indonesia adalah mencapai pendapatan sebesar USD 29.300 per kapita dan produk domestik bruto sebesar 9,1 triliun rupiah. Pencapaian ini dapat terpenuhi dengan memperbaiki sektor industri barang dan jasa. Maka keterampilan dalam melakukan sesuatu sangat penting. Setiap orang dituntut untuk memiliki kapabilitas, tidak hanya abilitas. Salah satu cara meningkatkan keterampilan adalah melalui pendidikan formal.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia, sistem pendidikan dibagi menjadi tiga bagian. Salah satunya adalah model pembelajaran vokasional (berorientasi pada dunia kerja). Pembelajaran jenis ini menitikberatkan proses belajarnya pada praktek. 

Kegiatan belajar-mengajar yang vokasional akan membentuk keterampilan baru. Maka dari itu, pemerintah perlu mengembangkan pendidikan vokasi. Apabila pendidikan vokasi diperbanyak maka kemungkinan untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap kerja menjadi lebih besar.

Perlu disadari bahwa masih terdapat banyak lulusan sekolah vokasi yang menyandang berstatus pengangguran. Data menunjukkan jumlah pengangguran dari kalangan lulusan sekolah vokasi berkisar antara 10-14 persen selama tiga tahun berturut-turut. Perihal masalah ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia. Apalagi kita bisa melihat fakta bahwa lulusan vokasi menyumbangkan tenaga kerja praktis yang sangat besar pula.

Fakta yang ada sangat disayangkan. Padahal, pendidikan vokasi disinyalir dapat menjadi tumpuan untuk menyiapakan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing. 

Sumber daya manusia semacam itu akan meningkatkan peluang Indonesia untuk menuju cita-cita emasnya pada tahun 2045 mendatang. Jumlah penduduk Indonesia akan mencapai angka 308 juta jiwa dengan total 75% tenaga kerja usia produktif. Peluang besar ini dapat Indonesia gunakan sebagai amunisi bagi kompetisi ekonomi global yang kian memanas.

Kompetisi panas ini terjadi karena semakin banyak negara, terutama di Asia, yang mulai kekurangan tenaga kerja usia produktif. 

Oleh karena itu, hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk bangkit dan berkembang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu intestasi jangka panjang bagi Indonesia. 

Pada saat ini, Indonesia telah masuk ke dalam tingkat ketiga, negara dengan pendapatan per kapita yang cukup besar. Hal itu diraih dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4-6%. Artinya, Indonesia sekarang sedang berada di level middle income. Banyak SDM perlu dikerahkan untuk lolos dari middle income trap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun