Mohon tunggu...
Patrick
Patrick Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

..........

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa Orang Ngevape Merasa Keren?

14 November 2024   14:22 Diperbarui: 14 November 2024   14:48 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernah gak sih kamu, di ajak ngevape jadi dibilang keren sama teman-teman mu ? Kalau pernah, kamu jangan nolak dengan nada yang tegas atau marah bagaimana. Cukup menolak dengan senyuman yang baik dan melanjutkan konversasi, kalau kamu dikatakan cupu dan gak keren, cukup iyain saja dengan santai dan jangan sampai kamu ngevape terus kecanduan karena itu bukannya keren tapi dapat membunuh lho.

Efek Kecanduan Ngevape

Sebelum kita ungkap apakah ngevape itu keren atau tidak keren mari kita bahas efek samping dari ngevape. Mungkin kamu suka lihat di fim-film dimana aktornya tuh ngevape dan kelihatannya keren gitu dimata mu tanpa memikirkan resikonya, ternyata vape itu terbuat dari baterai, atomizer, dan tangki yang berisi cairan vape (e-liquid). E-liquid ini biasanya terdiri dari propilen glikol (PG), gliserin sayuran (VG), perasa, dan nikotin (opsional). Ketika baterai mengalirkan daya ke atomizer, cairan dipanaskan dan menghasilkan uap yang dihirup.

Nah nikotin yang ada di dalam vape itu, yang bisa membuat otak merasa senang dan ingin mengulanginya terus. Kalau sering ngevape, tubuh kita akan terbiasa dengan nikotin, dan semakin sulit untuk berhenti. Efeknya bisa membuat seseorang jadi gelisah, mudah marah, atau merasa ketergantungan dengan vape. Selain itu, ngevape juga bisa merusak paru-paru dan membuat masalah kesehatan lainnya, seperti batuk atau sesak napas dan masih ada aja orang yang berfikir ini lebih sehat dari rokok biasa dan merasa keren. Ada contoh kasus, tentang anak berumur 15 tahun meninggal karena terlalu sering ngevape, Saat dilihat oleh dokter ternyata paru-parunya sudah rusak sampai tidak dapat berfungsi lagi.

Kenapa orang ngevape merasa keren tetapi aslinya tidak?

Banyak orang yang ngevape merasa keren karena mereka melihat teman-temannya atau aktor film yang ngevape terlihat keren. Mereka mungkin berpikir kalau ngevape itu bisa membuat mereka terlihat lebih keren atau mengikuti tren yang populer. Padahal, ini cuma pengaruh dari lingkungan sekitar atau media sosial yang menampilkan vape sebagai hal yang menarik. Kalau kita tidak berhati-hati, bisa jadi kita ikut-ikutan tanpa memahami risiko yang sebenarnya.

Sebenarnya, ngevape tidak membuat seseorang jadi lebih keren. Kalau kita lihat lebih dalam, ngevape justru bisa berbahaya untuk kesehatan, bahkan bisa bikin kecanduan. Banyak orang yang ngevape jadi punya masalah dengan paru-paru atau kesulitan berhenti meski sudah tahu itu nggak baik. Jadi, meskipun kelihatan keren sesaat, kenyataannya vape justru bisa merusak tubuh dan kesehatan kita dalam jangka panjang.

Orang yang benar-benar keren itu adalah mereka yang bisa membuat keputusan yang baik untuk diri mereka sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang hanya tampak keren di luar saja. Jadi, yang sebenarnya membuat seseorang keren adalah kemampuan untuk menjaga kesehatan dan melakukan hal-hal positif, bukan sekadar ikut-ikutan atau mencari perhatian. Jadi, daripada ngevape, lebih baik fokus pada kegiatan yang bisa memperkaya hidup dan membantu kita jadi lebih baik.

Efek Film dan Media sosial 

Banyak dari orang yang ngevape karena melihat aktor favoritnya ngevape di dalam film-film. Banyak orang berfikir kalau mereka mengikuti aktor yang mereka suka, mereka akan merasa keren dan mengikuti tren yang sedang rame. Tetapi mereka tidak berfikir resikonya kalau ngevape bisa membuat mereka sakit, bahkan aktor di film pun aslinya tidak suka ngevape dan dia ternyata pakai vape palsu di filmnya. Ada juga orang yang melihat dari media sosial kalau konten kreator yang mereka follow itu ngevape dan dia ingin mengikutinya karena saat dia lihat komentarnya, semua orang bilang kalau itu keren tanpa memikirkan resiko.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun