Keylan
Keylan Zanuar Nugraha awalnya digambarkan sebagai tokoh antagonis karena dikenal sebagai lelaki yang sangatlah cuek seakan-akan tak ada yang dapat merubah ekspresi dinginnya tersebut. Setiap orang yang memiliki masalah dengan Keylan biasanya akan menjadi salah satu “korbannya”. Walaupun demikian, ia tetap berhasil membuat kaum hawa untuk tidak mengedipkan mata setiap kali Keylan lewat. Perilakunya yang cuek ini disebutkan beberapa kali dalam buku. Namun disisi lain, ia juga menjadi tokoh protagonis yang peduli terhadap keamanan dan kenyamanan Dara. Ia mampu melakukan apapun demi Dara, termasuk menyakiti hatinya demi mengamankan Dara dari ayahnya. Seperti yang terdapat pada halaman 22.
“Namun, di ekspresi cowok itu tidak menampilkan raut terkejut sedikit pun. Seperti biasa, wajahnya selalu datar tanpa ekspresi dan hanya dua kata. Ya, begitulah Keylan. Dara dulu awalnya mencak-mencak mendapat hal seperti itu, namun karena sudah sering, akhirnya ia mulai terbiasa. Mungkin irit bicara adalah salah satu sifat keturunan keluarga Keylan sedari dulu. Bahkan Dara sempat berpikir, ibunya dulu mengidap apa hingga memiliki anak yang sangat judes, cuek, dan tak berperasaan seperti itu?”.
-
Latar
Latar Tempat
Terdapat banyak latar tempat yang digunakan dalam novel ini. Namun, sekolah SMA Garuda merupakan latar tempat utama dikarenakan banyak kejadian serta peristiwa yang terjadi dalam sekolah tersebut. Contohnya seperti pada halaman 5, “Dengan semangat membara, Dara menuju sekolah barunya di SMA Garuda yang terletak agak jauh dari daerah kontrakannya”. Contoh lain bukti pada halaman 100, “Mobil Luna sudah memasuki gerbang dan terparkir apik di parkiran SMA Garuda”. Juga terdapat apartemen Keylan, seperti pada halaman 214, “Dara baru manggut-manggut ketika melihat ‘BRYN APARTEMEN’ tertulis besar di sana dan “Mulai sekarang lo tinggal di sini. Sama gue,” jawab Kelan santai”.
Latar Waktu
Latar waktu malam hari ketika Dara kesulitan tidur akibat seorang lelaki bernama Davon menyatakan cintanya pada permainan truth or dare di halaman 118, “Setelah merasa benar-benar tidak bisa tidur, cewe berkaos putih itu segera memakai jaketnya dan keluar dari tenda. Mungkin udara malam bagus juga untuk menjernihkan pikirannya”. Latar waktu pagi atau subuh ketika Dara menuju kamar mandi untuk melakukan sholat subuh seperti pada halaman 62, “ Ia melihat jam yang berada di nakas. Jarum pendek menunjuk pukul empat pagi”.
Latar Suasana
Suasana menyedihkan terjadi pada saat Keylan memutuskan untuk menghancurkan hati Dara. Bukti kalimat terdapat pada halaman 289, “Semua siswa langsung terdiam dan menghampiri Dara. Memeluknya dalam diam. Mereka tau, Dara hanya perlu dukungan. Tak perlu menceritakan apa yang terjadi. Mungkin Dara belum siap. Air mata membasahi seragam Maya dan Luna yang terdepan memeluk Dara disertai siswi lainnya”. Walaupun terdapat banyak momen-momen kesedihan, juga terdapat suasana yang menggembirakan. Contohnya seperti kalimat pada halaman 132, “Cewek itu terlonjak-lonjak dengan girangnya lalu melepas pelukan tersebut, Setelah itu ia berlari menuju padang ilalang sambil merentangkan kedua tanganya, membuka para kunang-kunang bertebaran di langit malam”.
Alur